Mohon tunggu...
andriana rumintang
andriana rumintang Mohon Tunggu... Administrasi - menyukai rangkaian kata yang menari dalam kisah dan bertutur dalam cerita. Penikmat alunan musik dan pecinta karya rajutan

never stop learning

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bunuh Diri, Kodrat Sosial dan Bonus Demografi

14 September 2016   14:37 Diperbarui: 21 September 2016   12:57 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demikian juga bonus demografi ini bisa menjadi keuntungan dan lompatan yang besar untuk kemajuan dengan kuantitas penduduk usia produktif yang berkualitas dan bekerja untuk kemajuan atau kuantitas penduduk usia produktif yang tidak berkualitas. Tidak memilki peluang dan tidak berkembang. Bonus demografi ini menjadi tantangan yang besar untuk masa depan bangsa Indonesia. Berdampak positif jika ditangani dengan benar dan berdampak negatif jika penangananya salah.

Namun jika fokus dan sasaran pemuda salah, maka dapat terjerat kepada hal-hal merugikan seperti narkoba, free sex, tindakan kejahatan lainnya apalagi jika tidak tersedianya lapangan pekerjaan, tidak meratanya pembangunan dll. Tentunya Indonesia diharapkan mampu memanfaatkan peluang bonus demografi ini. Dengan setiap keadaan yang sudah menjadi kodrat bangsa Indonesia, pembenahan-pembenahan harus dilakukan. 

Kodrat fisik dan kodrat sosial

Indonesia memilki kodrat (sifat bawaan) secara fisik dan sosial. Menurut Prof Dr. I Gede Astra Wesnawa kodrat fisik Indonesia adalah sebagai negara maritim, sebagai titik pertemuan lempeng bumi, sebagai negara kawasan khatulistiwa, Negara strategis dan negara yang kaya akan sumber daya alam. Sedangkan kodrat sosial yang tidak terbantahkan yaitu sebagai negara dengan kenaikan laju populasi tinggi, negara dengan ketimpangan distribusi pupulasi, multi agama, multi etnis dan multi budaya.

Akibat laju populasi yang tinggi

Melirik kodrat sosial sebagai negara dengan kenaikan laju populasi yang tinggi dan negara dengan distribusi penduduk yang timpang adalah faktor yang sangat berpengaruh dalam demografi. Menurut data BKKBN Indonesia menduduki urutan keempat di dunia dari aspek jumlah penduduk yaitu 255 juta jiwa, dengan Laju Pertumbuhan (LPP) 1.49 % setiap tahun.

Jumlah tersebut tentu berdampak kepada pemenuhan kebutuhan hidup (primer, sekunder, tersier), kebutuhan energi dan ruang. Kebutuhan energi untuk melangsungkan kehidupan dan penghidupan penduduk. Peningkatan laju populasi penduduk tentu mengakibatkan penggunaan energi semakin meningkat. Jika energi digunakan terus tentu semakin habis sumber energi tersebut jika tidak terbarukan. Contoh saja penggunaan minyak bumi, batu bara, emas, timah dan kekayaan alam lainnya.

tataruangpertanahan.com
tataruangpertanahan.com
- Kebutuan ruang sebagai tempat tinggal dan pemukiman. Jika penduduk semakin bertambah, semakin padat, tentunya terjadi peningkatan dan pemanfaatan ruang untuk pemukiman penduduk. Peningkatan ruang untuk pemukiman mengakibatkan kawasan lindung-lahan pertanian berubah fungsi menjadi area pemukiman. Area pemukiman semakin luas, namun kawasan lindung dan pertanian semakin sedikit. Tentunya hal tersebut menimbulkan masalah baru jika masalah ruang yang semakin terbatas, termasuk untuk pengolahan tanah untuk hasil bumi dan memenuhi kebutuhan penduduknya semakin berkurang. Bisa saja untuk memenuhi semua kebutuhan penduduk termasuk kebutuhan pokok, Indonesia mengimport bahan pangan karena tidak mampu swadaya pangan karena tidak adanya lahan untuk pertanian. 

 Permasalahan yang semakin kompleks jika energi dan ruang tersebut tidak terbarukan dan tidak dikordinir dengan baik. Apalagi jika laju pertumbuhan penduduk tidak terkontrol. 

Distribusi penduduk yang timpang

Selain pertambahan jumlah penduduk yang meningkat setiap tahun, distribusi penduduk yang tidak merata harus ditangani untuk menyikapi bonus demografi. Pembangunan fisik negara Indonesia seperti infrastruktur, teknologi, transportasi, komunikasi dan informasi masih tidak merata seirign dengan distribusi penduduk yang tidak merata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun