Mohon tunggu...
andriana rumintang
andriana rumintang Mohon Tunggu... Administrasi - menyukai rangkaian kata yang menari dalam kisah dan bertutur dalam cerita. Penikmat alunan musik dan pecinta karya rajutan

never stop learning

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nikah Usia Ideal Menjemput Keluarga Bahagia

12 Agustus 2016   10:10 Diperbarui: 29 Agustus 2016   15:36 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Angka kelahiran yang meningkat, laju pertumbuhan penduduk yang melesat bahkan tidak terkontrol, pendidikan yang minim tentunya dapat mengakibatkan kemiskinan. 

Perencanaan Hidup

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan, batas usia menikah bagi perempuan adalah 16 tahun dan bagi pria adalah 19 tahun. Gugatan untuk menaikkan batasan usia menikah bagi perempuan dari 16 tahun menjadi 18 tahun ditolak oleh Mahkamah Konstitusi. Namun Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai lembaga pemerintah non kementrian mencanangkan menikah di usia ideal yaitu : usia di atas 20 tahun untuk perempuan dan di atas 25 tahun untuk laki-laki. Dengan usia tersebut tentunya diharapkan pasangan perempuan maupun laki-laki memilki kesiapan yang lebih. Kesiapan fisik yang lebih baik, kesiapan mental sehingga mampu menjadi ayah dan ibu dan juga yang tak kalah pentingnya kesiapan materi untuk kelangsungan kehidupan keluarga tersebut. 

BKKBN dengan program GenRe (Generasi Berencana) membantu setiap anak-anak muda untuk sadar dan lebih mempersiapkan masa depan yang lebih baik. Di usia yang muda, generasi muda hendaknya merencanakan pendidikannya, merencanakan pekerjaan ataupun usahanya, merencanakan pernikahannya, merencanakan dan mempersiapkan masa depannya.

www.bkkbn.go.id
www.bkkbn.go.id
Remaja diharapkan memiliki kesiapan karakter yaitu olah hati, olahrasa/karsa, olah pikir dan olah raga. Mengisi masa-masa remaja dengan baik sehingga tidak memilki penyesalan nantinya. Say no to free sex dan narkoba menjadi acuan untuk remaja dan memanfaatkan potensi dengan hal lainnya. Memiliki pendidikan yang baik, memilki pengetahuan yang lebih dan nantinya bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik ataupun membuka lapangan pekerjaan. Mengisi hari-hari menjadi lebih berarti. Merencakan pernikahan dengan baik dengan mempersiapkan mental dan mempersiapkan diri menjadi suami dan istri, menjadi ayah dan ibu.

Secara pribadi saya turut mendukung program BKKBN menikah di usia ideal. Menikah di usia ketika secara fisik, mental dan juga ekonomi siap. Memang tidak ada yang bisa mengukur kecukupan ekonomi seseorang. Ukuran cukup secara materi tentu berbeda pemahaman. Namun dengan tugas dan tanggung jawab yang besar dalam pernikahan, tentunya perlu kesiapan.

Sekedar berbagi pengalaman, saya menikah di usia yang sudah cukup matang yaitu 28 tahun, dan memilki anak di usia 30 tahun. Terkadang dalam menjalani peran sebagai ibu dan istri, sering terjadi kebosanan ataupun kelelahan secara fisik  dan emosi. Ketika saya sharing kepada beberapa teman, tak jarang mereka pun mengalami hal yang sama, namun mengingat bahwa pernikahan dan anak adalah anugerah yang harus disyukuri, dan juga secara pribadi saya sudah merasa puas dengan masa remaja saya, bersyukur dan berjuang adalah solusi dari setiap kelelahan tersebut.

Tidak dapat saya bayangkan perjuangan seorang ibu muda yang harus membesarkan anak dengan pengetahuan yang masih minim, disamping itu juga masih ingin memuaskan masa remajanya, ketika melihat teman-teman mereka masih asyik menuntut ilmu ataupun melakukan hal-hal lain dengan segudang mimpi, mereka juga harus berjuang mengurus anak dan suami  dan tak jarang ikut menjadi tulang punggung  ekonomi keluarga. Perjuangan yang bukan main-main. Namun hal tersebut masih banyak kita jumpai di masyarakat. 

www.bkkbn.go.id
www.bkkbn.go.id
Perencanaan dan persiapan masa depan sangat diperlukan sejak usia remaja. Mempersiapkan pendidikan, mengembangkan diri dengan berbagai hal yang positif, merencanakan masa depan.

Keluarga adalah pondasi

Keluarga adalah organisasi terkecil dalam masyarakat. Dengan keluarga yang sehat dan bahagia tentunya akan menghasilkan keturunan ataupun generasi yang sehat dan bahagia pula. Melalui keluargalah akan terbentuk generasi penerus bangsa. Tentunya kita mengharapkan terbentuk generasi yang berkualitas. Keluarga yang berkualitas yang menjadi pondasi untuk terbentuknya generasi yang berkualitas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun