Problema Pernikahan Usia beliaÂ
Setiap pernikahan, pasti memilki masalah masing-masing. Tidak mungkin, tidak ada masalah dan perjuangan dalam pernikahan. Namun pernikahan dini ataupun menikah di usia belia memilki masalah-masalah yang lebih kompleks. Menurut kepala subdirektorat bidang bina kesehatan  kementrian kesehatan mengatakan bahwa 41.9 % jumlah pernikahan pertama terjadi di usia 15-19 tahun. Pernikahan dini dapat menyebabkan masalah yang serius seperti : kematian ibu dan bayi, tingginya angka perceraian, terputusnya pendidikan, dan dengan pendidikan yang minim mengakibatkan sulit mencari lowongan pekerjaan dan  pertambahan kemiskinan.
1. Kematian Ibu dan bayi
Kekuatan dan kesehatan fisik untuk melahirkan dan juga membesarkan si anak. Ketika usia calon ibu masih remaja, masih ingin bermain ataupun bergaul dengan teman-temannya, masih harus belajar, namun di suatu sisi dia juga harus bertanggungjawab membesarkan anak, tentu hal itu tidaklah mudah. Pengetahuan tentang kesehatan anak, kesiapan mental untuk mendidik anak dan juga untuk menghidupi keluarganya. Tak jarang mimpi dan harapannya akan masa depannya harus disingkirkan atau digadaikan demi menghidupi anaknya.
2. Tingginya angka perceraian.
Tak bisa dipungkiri, jika mental belum siap mengarungi bahtera rumah tangga dengan segala suka dan duka, tentunya meningkatkan perceraian. Semakin banyaknya perceraian juga meningkatkan semakin banyaknya anak korban broken home. Memang tidak bisa ditarik kesimpulan bahwa anak-anak korban broken home akan kekurangan kasih sayang, namun sejatinya dalam tumbuh kembang anak yang baik dan sehat, anak membutuhkan figur ayah dan ibu yang lengkap dalam keluarga yang harmonis.
3. Terputusnya pendidikan.
Menurut Organisation for Economic corporation and development (OECD) persentase masyarakat suatu Negara yang menyelesaikan pendidikan menengah setara SMA bervariasi. Indonesia mendapat peringkat ke-2 dunia sebagai negara dengan jumlah tingkat putus sekolah SMA sebesar 60%. Kegagalan menyelesaikan tingkat pendiidkan menengah tentunya menyebabkan kesulitan tersendiri dalam mencari pekerjaan. Ujung-unjungnya terputusnya pendidikan dapat menjadi penyebab masalah kemiskinan.
4. Pertambahan Kemiskinan.Â