Mohon tunggu...
andrianamaretha
andrianamaretha Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiwa

hai, aku seorang ekstrovert dan memiliki minat untuk menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Permasalahan Global Dalam Problematika Pembelajaran di Sekolah Dasar

20 Desember 2024   09:28 Diperbarui: 20 Desember 2024   09:27 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Solusi untuk mengatasi permasalahan sampah yang dapat diterapkan pada siswa sekolah dasar adalah melalui pembelajaran berbasis praktik di kelas dengan menerapkan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Dalam aspek reduce, siswa diajarkan untuk mengurangi penggunaan barang yang menghasilkan sampah tidak dapat didaur ulang, seperti plastik sekali pakai. Pada aspek reuse, siswa diarahkan untuk menggunakan barang yang bisa digunakan berulang kali, seperti membawa kotak makan, botol tumbler, serta peralatan makan yang tidak berbahan plastik sekali pakai. Sedangkan pada aspek recycle, siswa dapat memanfaatkan sampah plastik yang sudah digunakan, seperti mendaur ulang botol plastik menjadi media tanam. Pendekatan ini tidak hanya mengajarkan siswa tentang pengelolaan sampah, tetapi juga menanamkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan sejak dini.

2. Kemiskinan

Solusi untuk mengatasi permasalahan kemiskinan yang dapat diterapkan pada siswa sekolah dasar adalah melalui pendekatan pembelajaran di kelas yang menanamkan pemahaman dan empati. Siswa perlu diperkenalkan dengan konsep kemiskinan, tantangan, dan penyebabnya melalui cerita, video, atau film yang menggambarkan situasi kemiskinan, serta diskusi dan tanya-jawab dalam mata pelajaran IPS atau PKN. Selanjutnya, permainan peran dapat digunakan untuk membantu siswa merasakan bagaimana hidup dengan keterbatasan dan mengembangkan rasa empati. Dalam kegiatan ini, siswa dapat memerankan peran sebagai orang miskin dan orang kaya, sehingga mereka memahami pentingnya saling tolong-menolong dan solidaritas. Selain itu, proyek kelas yang berfokus pada penggalangan bantuan atau ide-ide kreatif untuk membantu masyarakat yang membutuhkan juga dapat memperdalam pemahaman mereka tentang pentingnya mengatasi kemiskinan dan berkontribusi dalam menciptakan perubahan positif di lingkungan mereka.

3. Hak Disabilitas

Solusi untuk mengatasi permasalahan hak disabilitas yang dapat diterapkan pada siswa sekolah dasar adalah melalui pembelajaran di kelas yang mendukung inklusi dan empati. Siswa dapat diajarkan tentang berbagai jenis disabilitas melalui diskusi dan materi yang sesuai usia, yang membantu menghilangkan stereotip dan meningkatkan pemahaman mereka. Kegiatan yang melibatkan semua siswa, termasuk mereka yang disabilitas, seperti permainan kelompok atau proyek seni, dapat memperkuat interaksi dan empati antar siswa. Selain itu, menceritakan kisah-kisah inspiratif tentang individu dengan disabilitas yang berhasil dapat memotivasi siswa dan menunjukkan bahwa perbedaan adalah sesuatu yang positif. Mengajarkan nilai-nilai empati melalui contoh dan situasi nyata, serta mengajak siswa untuk memahami perasaan orang lain dan bagaimana mendukung teman-teman mereka, juga penting dalam menciptakan lingkungan sekolah yang inklusif dan penuh pengertian.

4. Kekerasan Seksual

Solusi untuk mengatasi permasalahan kekerasan seksual yang dapat diterapkan pada siswa sekolah dasar adalah melalui pendekatan pendidikan di kelas yang menekankan pentingnya pemahaman, empati, dan pemberdayaan. Pendidikan tentang batasan diri (body boundaries) sangat penting, di mana siswa diajarkan bahwa tubuh mereka adalah milik mereka sendiri dan orang lain tidak boleh menyentuh tanpa izin, serta memahami konsep "sentuhan baik" dan "sentuhan buruk". Pendidikan seksual yang sesuai usia, yang mencakup pemahaman dasar tentang anatomi tubuh, fungsi reproduksi, dan cara melindungi diri, juga perlu diperkenalkan. Pengembangan pendidikan karakter dan empati mengajarkan siswa untuk menghormati perbedaan, tidak menggunakan kekuatan fisik, dan menghindari intimidasi. Melibatkan orang tua dan guru dalam pendidikan ini juga penting, agar mereka dapat mendeteksi tanda-tanda kekerasan seksual dan tahu bagaimana bertindak jika terjadi kasus pada anak-anak. Terakhir, siswa perlu diajarkan untuk berbicara dan melapor jika mereka merasa tidak nyaman, dengan pendekatan yang membangun kepercayaan dan kenyamanan dalam berbagi pengalaman.

5. Global Warming

Solusi untuk mengatasi permasalahan sampah yang dapat diterapkan pada siswa sekolah dasar melalui pembelajaran di kelas melibatkan pengenalan kebiasaan ramah lingkungan. Salah satunya adalah mengajarkan pentingnya hemat penggunaan listrik, di mana guru mengingatkan siswa untuk mematikan lampu, kipas, AC, komputer, TV, dan alat elektronik lainnya saat tidak digunakan, serta menempelkan stiker peringatan hemat energi di dekat alat-alat tersebut. Siswa juga diajarkan untuk menggunakan transportasi umum atau sepeda, dan membatasi penggunaan mobil serta sepeda motor hanya untuk jarak jauh, sementara untuk jarak dekat lebih baik berjalan kaki atau bersepeda. Hal ini membantu mengurangi emisi karbon dioksida dan karbon monoksida di atmosfer. Selain itu, guru mengajarkan cara menghemat air, seperti mematikan keran saat tidak digunakan dan menempelkan stiker hemat air di dekat kran. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya mengurangi sampah dan polusi, tetapi juga mendorong mereka untuk mengembangkan kebiasaan berkelanjutan sejak dini.

6. Kesehatan Mental

Solusi untuk mengatasi permasalahan perspektif global terkait kesehatan mental yang dapat diterapkan pada siswa sekolah dasar melalui pembelajaran di kelas melibatkan pendekatan yang mengedepankan kesejahteraan sosial dan emosional. Pendekatan Pembelajaran Sosial dan Emosional membantu siswa mengidentifikasi, mengelola, dan mengekspresikan emosi mereka secara sehat melalui permainan peran, kegiatan kelompok, dan diskusi kelas, sehingga mereka memahami pentingnya keseimbangan mental dan interaksi yang positif. Pendidikan kesehatan mental dapat dimasukkan ke dalam kurikulum sebagai pelajaran rutin, misalnya dalam pendidikan jasmani, ilmu pengetahuan sosial, dan layanan konseling di sekolah. Hal ini mencakup diskusi tentang pentingnya tidur yang cukup, makan makanan sehat, dan aktivitas fisik. Selain itu, proyek seni kolaboratif dalam pembelajaran seperti P5 dapat membantu siswa bekerja dalam kelompok untuk membuat karya seni besar, seperti mural atau kolase, yang mewakili berbagai emosi atau pengalaman mereka terkait kesehatan mental. Aktivitas ini mengajarkan kolaborasi, ekspresi diri, dan pentingnya kerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Pendekatan ini bertujuan membekali siswa dengan keterampilan untuk menjaga kesehatan mental mereka sejak dini dan memahami pentingnya dukungan sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun