Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Balada KKN: Pembunuhan Malam Bulan Purnama

21 Juni 2024   14:30 Diperbarui: 22 Juni 2024   01:46 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bulan purnama di malam hari (freepik/kjpargeter)

Teman-temannya mulai khawatir karena Dita tampak semakin terobsesi dan seringkali begadang untuk membaca.

Suatu malam, ketika bulan purnama menyinari desa, Dita memutuskan untuk pergi ke sawah tempat kejadian pembunuhan itu terjadi. Dia merasa ada sesuatu yang harus dia temukan di sana. Dengan hati-hati, dia berjalan melewati jalan setapak yang gelap, hanya ditemani cahaya bulan.

Ketika dia sampai di tengah sawah, dia merasakan sesuatu yang aneh. Suasana terasa sangat sunyi, tidak ada suara binatang malam atau angin yang berhembus. Tiba-tiba, dia merasakan hawa dingin di belakangnya. Sebelum dia sempat berbalik, sebuah bayangan gelap muncul dan menyerangnya. Dita berusaha melawan, tetapi bayangan itu terlalu kuat. Dalam hitungan detik, semuanya menjadi gelap.

Keesokan harinya, teman-teman Dita mulai khawatir karena dia tidak kembali. Mereka mulai mencari di seluruh desa, bertanya pada warga, tetapi tidak ada yang melihatnya sejak malam sebelumnya. 

Tidak lama berselang mereka menemukan jejak langkah Dita yang mengarah ke sawah. Dengan perasaan cemas, mereka mengikuti jejak itu.

Di tengah sawah, mereka menemukan tubuh Dita tergeletak di tanah, tidak bernyawa. Ada bekas luka di lehernya yang terlihat seperti bekas cakaran. Teman-temannya terpaku ketakutan, tidak percaya bahwa Dita telah meninggal dengan cara yang begitu tragis.

Warga desa segera berkumpul di tempat kejadian. Pak Wiryo tampak sangat terguncang. Dia mengenang kembali kejadian bertahun-tahun lalu yang sangat mirip dengan apa yang menimpa Dita. Warga desa mulai berbisik-bisik, mengaitkan kematian Dita dengan legenda pembunuhan di malam bulan purnama.

Polisi setempat datang untuk menyelidiki, tetapi mereka tidak menemukan petunjuk yang jelas. Tidak ada tanda-tanda perlawanan selain luka di leher Dita. Desa Sukamaju kembali diselimuti oleh ketakutan dan misteri.

Teman-teman Dita bertekad untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Mereka mulai mencari tahu lebih dalam tentang sejarah desa dan cerita-cerita mistis yang pernah mereka dengar. 

Mereka menemukan bahwa wanita yang dibunuh bertahun-tahun lalu adalah seorang dukun yang dituduh mempraktikkan ilmu hitam. Beberapa warga percaya bahwa arwahnya masih gentayangan dan menuntut balas.

Reza yang awalnya skeptis, mulai merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Dia teringat bahwa Dita selalu membawa buku catatan tua itu. Mereka memutuskan untuk memeriksa buku itu lagi, mencari petunjuk yang mungkin mereka lewatkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun