Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Bocah Pemulung dan Kejamnya Sistem Pendidikan "Konoha"

1 Juni 2024   06:00 Diperbarui: 1 Juni 2024   06:29 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rian tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya, ia melompat-lompat dan memeluk ibunya erat-erat. Hari itu menjadi salah satu hari terbahagia dalam hidupnya.

Dengan beasiswa itu, Rian akhirnya bisa mewujudkan mimpinya untuk bersekolah. 

Rian masuk ke sekolah lokal dan dengan tekad yang sama seperti saat mencari barang bekas, belajar dengan giat. Disisi lain, ia harus bekerja keras dan menghadapi banyak tantangan di sekolah, Rian tidak pernah menyerah.

Rian telah tumbuh menjadi pemuda yang cerdas dan berbakat. Ia belajar tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk membuktikan bahwa kegigihannya bisa mengubah nasib. 

Rian menjadi inspirasi bagi banyak orang di sekitarnya, bahwa dengan tekad dan kerja keras, impian apapun bisa menjadi kenyataan.

Kisah Rian mengingatkan kita bahwa meskipun terkadang hidup memberikan tantangan yang sulit, namun dengan semangat dan tekad yang kuat, kita bisa mengatasi semua halangan.

Hari-hari Rian yang penuh semangat dan tekad akhirnya terhenti secara tiba-tiba. 

Beberapa bulan setelah ia mulai bersekolah, kabar buruk menimpanya. Program beasiswa yang telah memberinya kesempatan untuk bersekolah tiba-tiba dihentikan karena masalah anggaran. Rian terkejut dan merasa hancur oleh berita tersebut.

Dalam keputusasaan, Rian mencoba mencari solusi. Ia meminta bantuan kepada ibunya dan mencoba mencari pekerjaan paruh waktu untuk mengumpulkan uang demi melanjutkan sekolahnya, sayang usaha-usahanya tidak berhasil. 

Penghasilan yang ia dapatkan tidak cukup untuk membayar biaya sekolah yang semakin meningkat.

Lagi-lagi dalam situasi yang putus asa, Rian merasa terjebak dalam lingkaran setan kemiskinan. Rian terpaksa meninggalkan sekolah dan kembali ke kehidupan sebagai pemulung cilik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun