Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selain Inggris, Belanda Juga Memiliki Sejarah Kerajaan "Kacung" Napoleon Bonaparte

21 September 2022   04:00 Diperbarui: 21 September 2022   04:02 1175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok pemimpin Kerajaan Belanda, Louis Bonaparte (sumber: libcom.org)

Sosok pemimpin Kerajaan Inggris, Ratu Elizabeth II baru saja pergi selama-lamanya setelah mengembuskan nafas terakhirnya pada Kamis (08/09/22) lalu di Kastil Balmoral Skotlandia.

Setelah disemayamkan selama seminggu lebih, tepat pada Senin (19/09/22) kemarin Ratu Elizabeth II akhirnya dimakamkan di Kapel Memorial St George VI. Kini Kerajaan Inggris resmi dipimpin oleh sang anak pertama, King Charles III.

Bicara soal kerajaan, bisa dikatakan Kerajaan Inggris menjadi yang paling besar saat ini, belum lagi adanya Persemakmuran Inggris yang menunjukan kekuasaan monarki Inggris yang begitu besar.

Meski perlahan anggota Persemakmuran Inggris mulai berguguran, tetap saja Kerajaan Inggris memiliki wilayah kekuasaan yang masih sangat luas.

Kerajaan Prancis dan Napoleon I
Disisi lain, sebenarnya ada sebuah kerajaan yang menjadi rival sekaligus tandingan dari Kerajaan Inggris dimasa lalu, yaitu Kerajaan Prancis.

Dahulu kala, Kerajaan Prancis lah yang memegang kendali penuh daratan Eropa. Banyak tragedi, pertumpahan darah, peperangan yang dilakukan Kerajaan Prancis dalam upayanya memperluas wilayah kekuasaan.

Tokoh-tokoh terkenal lahir dari Kerajaan Prancis ini, sebut saja Napoleon Bonaparte, atau biasa dikenal Napoleon I.

Napoleon Bonaparte, pemimpin Kekaisaran Prancis (sumber: murianews.com)
Napoleon Bonaparte, pemimpin Kekaisaran Prancis (sumber: murianews.com)
Nama Napoleon Bonaparte ini sangatlah melegenda. Ia merupakan pemimpin Kekaisaran Prancis yang berhasil menaklukan sebagian besar wilayah di daratan Eropa pada abad ke-19.

Napoleon Bonaparte bisa dikatakan tokoh utama terjadinya Revolusi Prancis pada tahun (1789-1799). Ia terkenal sebagai seorang pemimpin yang cerdik, terampil, ahli starategi, ambisius, dan haus akan kekuasaan.

Napoleon resmi naik tahta pada tahun 1804. Tidak butuh waktu lama, dibawah kepemimpinannya, Kerajaan Prancis tumbuh menjadi sesuatu yang ditakuti, yang mana Napoleon Bonaparte selaku pemimpin dan jendral militer selalu berhasil menundukan negara-negara Eropa lain, salah satunya Belanda.

Kerajaan Belanda dan Louis
Pada periode tahun 1600-1700an, saat itu Belanda sedang dalam masa jaya yang disebabkan oleh adanya perserikatan dagang terbesar di dunia, yaitu Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). Dimana yang seperti kita ketahui bahwa VOC berhasil memperoleh hasil bumi besar-besaran dari rampasan sumber daya alam negara-negara jajahannya.

Indonesia menjadi negara jajahan Belanda yang menyumbang hasil bumi terbanyak. Pertanian, perkebunan, perikanan dan semacamnya berhasil dikeruk habis oleh Pemerintah Kolonial Belanda, yang kemudian dijual dengan harga fantastis pada perdagangan Eropa.

Sampai pada 31 Desember 1799 VOC resmi dibubarkan karena masalah korupsi internal dab kekalahannya dari berbagai pihak. Kekuasaannya di Eropa pun ikut runtuh.

Menyadari keruntuhan Belanda, Napoleon Bonaparte pun langsung menginvasi negeri kincir angin tersebut.

Tepat pada 5 Juni 1806 Napoleon Bonaparte resmi mendirikan Kingdom Of Holland, dan ia menjadi raja pertama sekaligus bukan orang Belanda asli.

Wilayah kekuasaan Kerajaan Prancis yang begitu besar membuat Kaisar Napoleon Bonaparte kebingungan, ia pun meminta sang adik ketiganya, Louis Bonaparte untuk memimpin Kerajaan Belanda menggantikan posisinya.

Tidak seperti kakaknya yang ambisius dan haus kekuasaan, Louis Bonaparte dikenal sebagai pemimpin yang baik pada rakyatnya. Ia sangat menjunjung tinggi budaya lokal Belanda.

Bangunan Kerajaan Belanda yang sangat dijaga oleh Louis Bonaparte (sumber: liawisata.com)
Bangunan Kerajaan Belanda yang sangat dijaga oleh Louis Bonaparte (sumber: liawisata.com)
Sebagai bentuk keseriuasannya memimpin Kerajaan Belanda, Louis Bonaparte meminta semua pejabat pemerintahan ataupun kerajaan yang berasal dari Prancis untuk mengganti kewarganegaraannya menjadi Belanda.
Lebih lanjut Louis juga membangun infrastruktur lain seperti museum, taman, dan gedung kenegaraan untuk digunakan oleh rakyatnya.

Sang kakak, Napoleon Bonaparte merasa kecewa atas apa yang sudah dilakukan oleh sang adik, bukannya membantu Prancis berkuasa, malah menentangnya bersama warga Belanda.

Louis melakukan hal tersebut untuk memberikan rasa kepercayaannya pada rakyat, serta ia tidak ingin dianggap sebagai "kacung" sang kakak, karena diberi hadiah kekuasaan tahta dengan mudah. 

Puncaknya terjadi 2 tahun setelah pengangkatan Louis menjadi raja. Kala itu Prancis yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte sedang digempur habis-habisan oleh aliansi negara-negara Eropa yang terdiri dari Rusia, Spanyol, Portugis, Inggris dan lain-lain.

Aliansi negara-negara Eropa tersebut murka atas apa yang sudah dilakukan Kerajaan Prancis dengan menginvasi sejumlah wilayah negara lain.

Prancis yang terdesak pada akhirnya meminta bantuan pada negara-negara jajahannya, yang mana Belanda salah satunya. Alih-alih dapat bantuan militer dari sang adik, permintaan Napoleon malah tidak digubris oleh pemimpin Kerajaan Belanda tersebut.

Napoleon yang marah akhirnya mengeluarkan berbagai kebijakan untuk meruntuhkan tahta sang adik, yaitu mengurangi nilai pinjaman Prancis dari investor Belanda sebesar dua pertiga.

Kebijakan ini membuat perekonomian Belanda waktu itu menjadi sangat menurun. Berbagai sektor bidang usaha pun mengalami kebangkrutan.

Lebih lanjut, Napoleon juga menarik militer penjaga Belanda yang mayoritas adalah tentara Prancis, dan hanya menyisakan pasukan berjumlah 9 ribu prajurit saja di Belanda.

Tepat pada tahun 1809, Inggris dengan bermodalkan 40 ribu prajurit melakukan penyerangan terhadap Belanda. Louis sebagai pemimpin tidak bisa berbuat banyak. Disisi lain, sang kakak melihat adiknya terdesak langsung mengirimkan 80 ribu prajurit. Inggris pun berhasil dipukul mundur.

Louis Bonaparte pada akhirnya turun tahta karena dinilai gagal melindungi rakyat Belanda. Ia kemudian pergi dan tinggal di Austria sampai akhir hayatnya. Sejarah mencatat bahwa Louis meninggal pada 25 Juli 1846.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun