Selama kepemimpinannya, Ratu Mary I sangat getol dalam memberikan pengaruh keyakinan Katolik pada seluruh rakyatnya, termasuk pada keluarga kerajaan sendiri.
Rakyat yang beragama selain Katolik dipaksa untuk berpindah keyakinan, yang mana kalau tidak mau menuruti kemauan sang ratu akan langsung dibunuh dengan cara yang sadis, seperti dipenggal dan dibakar hidup-hidup.
Salah satunya pemberontakan yang dipimpin oleh Sir Thomas Wyatt dan ayah Lady Jane Grey, namun sayang, mereka dan pasukannya gagal melawan tentara kerajaan Mary I dan harus berakhir dalam hukuman penggal.
Kepemimpinan Mary Tudor I yang kejam ini pun membuat rakyatnya menjuluki sang ratu sebagai "Bloody Mary"Â atau penyihir merah jahat. Ia bahkan tega memenjarakan saudara perempuannya, Elizabeth.
Ratu Mary I sendiri menikah dengan Raja Filipe dari Spanyol. Kehidupan mereka nyatanya tidak berjalan mulus, sebab kedua pasangan ini tidak dikaruniai seorang anak.
Sampai pada tahun 1558, kala itu Inggris sedang dilanda virus influenza yang merenggut jutaan nyawa, salah satunya Ratu Mary Tudor I ini. Ia mengalami demam tinggi dan terbaring lemas diatas ranjang selama 1 bulan. Sampai pada 14 Desember 1558 Ratu Mary Tudor I dari Inggris ini menghembuskan nafas terakhirnya.
Tahta kerajaan pada akhirnya diwariskan pada sang adik, yang kemudian diberi gelar sebagai Ratu Elizabeth I.