Mereka bertiga memang sudah lama mengurus musholla tersebut, bisa dikatakan sudah tau seluk beluk tempat ibadah itu.
Sampai pada suatu hari ada seorang pemuda pendatang bernama Amin yang hendak membuka surau terlebih dahulu sebelum waktu sholat subuh datang. Sebelumnya, ia memang dikenal sebagai pemuda yang taat agama.
Pukul 03.00 dini hari ia berjalan menuju surau didekat rumahnya itu, kebetulan jaraknya hanya 100 meter dari rumahnya. Seperti biasa, sesampai di surau ia membuka pintu, memasang tirai pembatas jamaah, menyetel radio, kemudian sholat malam.
Setelah sholat malam, Amin melihat jam masih menunjukan pukul 03.20, sementara adzan shubuh masih jam 04.10. Ia pun duduk diteras musholla, awalnya baik-baik saja, sampai pada suatu momen, tiba-tiba angin berhembus kencang entah dari mana, suasana yang awalnya sunyi jadi agak berisik.
Amin pun mengaggap biasa hal tersebut, tapi lama-kelamaan ia merasa merinding. Ia pun bersholawat dalam hati untuk mengusir rasa takutnya tersebut.
Bukannya mereda, Amin malah makin panik. Dalam situasi yang menegangkan tersebut, tiba-tiba dari arah kamar mandi terdengar suara percikan air seperti orang yang mengambil wudhu.
Amin sontak kaget, ia yakin bahwa sedang sendirian di musholla tersebut. Â
Suara kran air akhirnya berhenti, belum lama merasa lega, terdengar suara langkah jalan dari kamar mandi. Amin yang penasaran pun mengendap-ngendap ke arah tempat wudhu, dilihatnya tidak ada siapa-siapa, ia makin takut, namun Amin berusaha mengendalikan hal tersebut.
Kali ini Amin benar-benar dibuat kaget, saat ia akan masuk ke dalam musholla, tampak ada seorang kakek tua berjenggot putih sedang duduk bersila di shaf pertama.
Sekilas Amin biasa, namun setelah diperhatikan seksama ternyata ada yang aneh dengan si kakek ini, beliau tampak tidak menapak di tanah atau melayang.
Amin pun langsung mengucap istighfar. Seketika kakek tersebut langsung menoleh ke arah Amin sambil tersenyum tipis. Terlihat garis-garis keriput menghiasi wajah nya, serta tampak jenggot yang sudah putih dan panjang.