Mohon tunggu...
Andri Faisal
Andri Faisal Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Seorang dosen manajemen keuangan dan Statistik. Peminat Sastra dan suka menulis fiksi. Suka Menulis tentang keuangan dan unggas (ayam dan burung) http://uangdoku.blogspot.com http://backyardpen.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ismail the Forgotten Arab [Bagian Ke-20]

19 Agustus 2017   11:17 Diperbarui: 19 Agustus 2017   11:21 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Aku tidak tahu bagaimana. Bisa sampai saat sekarangpun aku takut dengan harimau namun kalau aku berjumpa lagi dengannya aku akan hadapi"

 "Aku takut karena orang yang di sampingku tewas mengenaskan. Sebuah peluru langsung meluncur ke kepalanya dan darahnya muncrat mengenaiku. Aku khawatir hal yang sama akan terjadi denganku"

 "Rasa takut tersebut manusiawi makin aku harus tahu. Aku bukan seorang motivator tetapi aku yakinkan kau harus bangkit karena dimana saja kita bisa mati. Bahkan kalau di dalam lubang tersebut, kini aku terhenti dengan serangan Gurkha namun kau harus mencoba untuk berani. Kau bisa untuk itu. Kau bisa dekat dengan ku jika itu yang kau inginkan"

 Tampaknya ia sudah mulai sadar dan ia berjanji tidak akan menunduk lagi dan akan belajar.

 "Manfaatkan ketakutanmu untuk berhati-hati. Kau bisa melihat arah tembakan pasukan musuh dan menghindar dari mereka .

 Tampaknya ia mendapatkan suntikan semangat yang baru untuk menyerang musuh kembali.

Penggalian Parit

Aku bersandar di balik parit yang dalam aku rasakan sangat panas menjelang di sore hari. aku yakin nantinya akan dingin setelah matahari membenamkan dirinya di pantai Galipoli. Lelah rasanya dan kelelehan tersebut tidak terkalahkan oleh serangan artileri pasukan musuh yang melengking dan diakhiri dentuman di tanah.

Kami waspada jangan sampai melihat artileri tersebut menghantam tempat kami. Jika ada artileri yang menghujam kami maka kami harus keluar dari parit. Ledakan artileri dalam lubang akan mematikan seluruh isi dalam lubang. Hal ini seperti menembak ikan dalam tong barrel.

Aku mencatat beberapa hal yang aku kira aku perlukan untuk menahan serangan musuh aku harus membuat jadwal untuk penggalian. Kau harus mengatur pengalian agar Jengis dan Abdul Khoir minimal di selang jadwal yang berbeda. Aku mulai terlebih dahulu dengan Abdul Khoir yang harus mendapatkan giliran pertama dan aku kira ia tidak akan keberatan.

Benar saja ia tidak keberatan dengan tugas yang aku berikan. Ia bekerja dengan giat sekali mencangkul bagiannya yang ternyata semakin lembut ke bawah Tanah Galipoli. Ia menyemangati anak buahnya unuk menargetkan lubang sedalam tiga meter. Ia yakin penggalian tersebut tidak akan lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun