Mulazim terkagum-kagum dengan penuturan dariku.
"Seandaninya aku masih mempunyai umur, aku akan berkunjung ke negerimu melihat pendekar yang bertarung melawan harimau. "
"Ya, tuan boleh melihat luasnya halaman rumahku yang sangat indah penuh dengan warna hijau . Sepanjang mata Tuan melihat akan melihat tanahku yang hijau"
Mulazim terkagum-kagum dengan gambaran yang adadi tanah airku. Ia kemudian mengalihkan pandangan ke depan dan ternyata tidak ada pergerakan pasukan musuh sama sekali. Hari masih terang dan ia kemudian masuk kembali ke ruangan baraknya.
Kunjungan Esad Pasha
Hal ini memupus semua keraguanku mengenai ketidakpentingan sektorku. Aku mendapatkan kabar akan datangnya Esad Pasa ke sektor kami. Ia pasti akan melihat pertahanan kami yang ada di wilayah terpencil tersebut. Mulazzim akan bersiap dan Buluk Boshi pun pasti datang ke sini sebagai pimpinan dari pasukan serta Mirliva Khairuddin yang menjadi komandan Batalyon ke 26.
Aku harus bersiap-siapkan segalanya untuk menerima Esad Pasha. Hal ini membuat aku semangat untuk berjuang lebih keras lagi menghadapi pasukan musuh, Kau tidak mau malu dengan hal ini. Tentu saja aku harus mempersiapkan berbagai pertanyaan agar ia bisa memberikan saran untuk perang ini. Aku tidak mau mengalahkan Mulazim dalam hal ini biar saja Mulazim yang berbicara sementara saya akan berbicara jika dipersilahkan.
Inilah hari datangnya Esad Pasha bersama rombongan. Ia dikawal oleh satu peleton pasukan. Seorang pimpinan Peleton yang berpangkat Mulazzim Awwal bernama Isran. Mereka merangsek dan melapokan keberadaan mereka pada Mulazzim awal Ilham yang sedang bertugas dalam ruangan bungker. Ia membuat laporan mengenai pertahanan mereka yang tidak pernah sepi diserang namun sekitar dua hari ini mereka bisa beristirahat lega karena mereka hanya digertak oleh beberapa topi pasukan Australia yang menyembul keluar dari parit mereka.
Ia langsung menyuruh pasukan yang ada menempati posisi dan mereka dan dengan cepat peleton Isran bergabung dengan pasukan kami. Mereka juga waspada untuk menjaga kedatangan Esad Pasha.
Setelah sejam berjaga dan Isran dan Ilham sudah memastikan tidak ada serangan baru mereka memberitahukan markas. Kemudian aku mendengar dengan jelas iring-iringan truk yang membawa beberapa pasukan. Aku memastikan itu bukan pasukan tambahan melainkan pasukan yang mengawal Esad Pasha.
Aku membayangkan mendapatkan pasukan yang cukup sekali namun kira aku belum bisa. Bahkan untuk sersan dari wakil Mulazim belum ada jadinya aku sendiri yang akan mewakili.