Mohon tunggu...
Andri Faisal
Andri Faisal Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Seorang dosen manajemen keuangan dan Statistik. Peminat Sastra dan suka menulis fiksi. Suka Menulis tentang keuangan dan unggas (ayam dan burung) http://uangdoku.blogspot.com http://backyardpen.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Novel] Ismail the Forgotten Arab [Bagian Ke-19]

16 Agustus 2017   09:51 Diperbarui: 16 Agustus 2017   09:54 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Di setiap pos pasti ada peberkalan. Kami duduk digerbong berserakan dengan beberapa sukarelawan lain. Nanti juga di setiap perhentian akan ada tambahan pasukan yang lain lagi dari negeri lain. Aku berkenalan dengan seorang dari Qatar di pinggir laut mereka juga dalam satu  kompi pasukan. Kebanyakan dari mereka adalah petani kurma. Masya Allah persaudaraan Muslim memang sangat terlihat disini. Kami kontingen Hijaz turut serta dalam satu gerbong dengan kontingen Qatar.

 Aku bertemu dengan Jabar yang merupakan kontingen Qatar dan ia mendapat pangkat Cavus Awwal dan ia memimpin pasukan yang berasal dari Qatar. Mereka sebenarnya pasukan kaveleri. Ia tidak tahu apakah bakal ditempatkan sebagai kavaleri namun mereka pasrah saja dan kemungkinan untuk menjadi pasukan berkuda kecil sekali.

Kukira Gurkha

Ada bunyi peluit di balik parit lawan. Kalau namanya bunyi peluit berarti ada pasukan yang sedang berkumpul di balik parit tersebut. Ada topi cowboy Australia yang mencoba melonggok keatas secara peralahan. Aku perkirakan dimana kepalanya orang tersebut.

Aku hendak mencegah mereka melihat keadaan kami. Aku bidik dan pisir besi yang berada di ujung laras senapan sudah mengenai kepala orang tersebut. Aku kira kalau peluru tersebut dapat menembus kepala orang tersebut.

Aku mempertimbangkan arahnya angin yang bergerak dari darat berhembus. Aku tahan nafas dan menarik picu senapan yang aku pegang ada peluru berlari menembus peluru yang terbang dan menyisakan sebuah tongkat kayu yang tipis.

Aku dipermainkan oleh orang Australia tersebut. Kalau topi tersebut hanya pancingan dan untuk melihat reaksi kami. Satu buah peluru sayang sudah dilontarkan dari senapanku yang berarti mengurangi jatah. Aku kira mereka menertawakanku. Aku masih senang karena yang mungkin akan menyerang pasukan Australia dari topi yang mereka pakai. Karena ada bulu burung merak hijau di atas topi tersebut. Konon kata Rajput, Topi orang Gurkha mungkin sedikit mirip hanya saja tidak memiliki bulu burung merak dalam topi mereka.

Bagiku keberadaan Gurkha adalah harimauku di masa lalu. Aku begitu menggigil mendengar auman si raja rimba tersebut. Apakah mereka seganas harimau? Tentu saja pengalaman akan membuktikan kehebatan mereka menghadapi pasukan Turki. Hampir semua relawan di sini berani kecuali yang satu itu.

Aku menunggu saja dan dengan siaga sekitar 12 prajurit mengarahkan senapannya ke arah bagian depan pertahanan Australia.

Mereka menunggu teriakan setelah terjadinya peluit tersebut. Aku mengira mereka hanya main-main atau mempermainkan diriku seperti tadinya. Mereka mempermaikanku dengan topi yang diangkat dengan tongkat. Suatu saat mereka akan kubalas dengan mengangkat topi dengan tongkat kayu agar mereka tidak bisa bermain-main dalam diriku.

Diriku sendiri mengendorkan kewaspadaaan karena aku pikir mereka tidak akan berani menyerang dekat-dekat ini. Ini baru pertama kali mereka menipu diriku mungkin saja mereka akan menipuku selanjutnya. Peperangan ini kalau tidak sabar maka hanya akan membuat kita kalah dari musuhku. Sementara Mulazim juga tidak mengendorkan kewaspadaan ia berjalan di belakang anak buahnya, meyakinkan sudah siap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun