Bagi saya sudah kepalang tanggung di sini maka saya basahin saja. Saya harus berusaha bekerja untuk memperjuangkan Turki dan bergabung juga dengan teman untuk membela di Galipoli. Bayang-bayang antara keihklasan atau ketidak ikhlasan muncul. Kau khawatir bahwa amalan ini menjadi hilang dan karenanya aku ingin berhenti saja. Berhentu ia pilihan yang baik karena desersi atau kabur dalam peperangan maka akan mendapatkan hukumman yang berats sekali sampai hukum membunuh jika ketahuan seperti itu.
“Belum tuan .aku harap aku menemukannnya dalam waktu yang dekat”
Aku tahu bahwa Sulayman tidak tahu mengenai anak Paman Muctar yang tahu hanya kami berdua yang ada di tempat tersebut. Selebihnya saudara yang lain mungkin mengetahui Aman Muchtar. Ada jua anak paman Luthfi yang ikut dalam berigade yang lain. Aku juga tdiak sempat ketemu dengan saudara dari ayahku. Kebanyakan mereka adalah keponakan dari ayah yang berada di Damaskus. Mereka berasal dari pasukan kelima yang ada di ssisi lain dari Galipoli atau di Pantai Suvla. Setidaknya ada tiga anak Paman Luthfi di sini dan aku tidak sempat melihatnya.
“Mudah-mudahan kau akan bertemu dengannya”
“Terima kasih tuan”
Yasir tampak sibuk membebat luka dan dengan ikatan yang rapi ia menyelesaikan pekerjaaanya. Si kakek kemudian langsung mengenakan topinya dan katanya ia mau berjalan untuk berpatroli.
Sehari Tangguh
Tidak ada yang menyangka kami berhasil dalam serangan gelombang pertama. Kami menjadi Prajurit yang tangguh dalam waktu sehari. kami bekerja sama dalam menghalau serangan pasukan Australia yang menggunakan banyak tentara. Pasukan kami menyapu barisan mereka dengan senapan mesin.
Tentu saja Australia tidak akan tinggal diam dengan hal ini. Mereka menyiapkan pasukan lagi untuk menghadapi kami.
Aku mendengar suara gaduh. Cavus Yildirim segera membangunkan kami yang belum mendapat giliran jaga. Aku kira itu cuma panggilan untuk jaga patroli saja namun ternyata ada musuh. Aku tahu suara riuh yang ada di sana.