Mohon tunggu...
Andri Faisal
Andri Faisal Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Seorang dosen manajemen keuangan dan Statistik. Peminat Sastra dan suka menulis fiksi. Suka Menulis tentang keuangan dan unggas (ayam dan burung) http://uangdoku.blogspot.com http://backyardpen.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] Ismail The Forgotten Arab [Bagian Ke-7]

16 Mei 2017   17:04 Diperbarui: 19 Mei 2017   13:53 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Tetapi jangan membanggakan diri yang akhirnya menjerumus kepada takabur “, kataku dengan memperingatkan diri

Ia tersenyum

“Tentu saja “, Yasir begitu sibuk dan membersihkan darah yang sudah agar mengering

“Ini mungkin terserempet saja?”, aku bertanya

“Ya, hanya serempet saja.Alhamdulillah Allah masih memberikan aku kesempatan untuk melihat matahari milikNYa yang indah serta udara milikNYA yang bersih ini. Bagaimana dengan perjalanananmu ke belakang. Adakah hal yang kau temui di sana?”

“Banyak hal. Banyak korban yang ada dalam perjalanan. Korban mati ditumpuk dalam kereta kuda. Tadinya aku protes namun ternyata sais kereta kuda tersebut lebih benar dariku. Merekalah yang justru memuliakan mayat walau dengan menumpuknya. Mereka ingin atau si mayyit berkeinginan agar jasad mereka dikuburkan meski dengan transportasi seadanya. Dengan demikan mayyit tersebut lebih taan dan semakin cepat maka semakin baik untuk si mayyit”

“Kau mendapatkan data mengenai korban kemarin”

Aku binggung apa yang dimaksudkan oleh Kakek Sulayman namun mungkin maksudnya jumlah yang menjadi korban.

“Aku tentu tidak tahu namun jumlah korban yang ada di rumah sakit lapangan saja ada ratusan yang diangkut dalam truk sungguh miris sekali. Perjuangan ini sudah makan banyak koraban”

“Kau mungkin belum memlihat yang terjadi di Bulgaria yang mengenaskan sekali. Kalau di sini kita berhasil mempertahanakan Galipoli namun apa yang terjadi dengan Bulgaria. Kami terusir dan kalah perang.Mereka mendapatkan bantuan Rusia, Inggris, Perancis. Bisaaapa kami dengan jumlah pasukan yang seidkit dengan peralataan yang seadanya. Oh ya, bagaimana kau sudah tahu mengenai pamanmu”

Aku menjadi tertuduk dan sedih karena aku lupa bagaimana pamanku. Aku bertanya dalam hatiku antara aku mengejar Paman atau terjadi. Terkadang hati ini malu kalau mengakui aku ingin menikahi anakanya paman Muchtar saja. Terkadang saya buang dan saya tidak berharap ketemu dengan Paman Muchtar di tempat ini karena hal tersebut akan menodai keihlasanku dalam berjihad. Tetapi hati lain menyebutkan bahwa saya sudah kepalang tanggung dan berada di Galipoli. Turki adalah  negeri yang sangat jauh dari tanahku dan membutuhkan waktu perjalanan yang memakan warktu. tidak mungkin untuk menarik diri apalagi perjalanan menuju negeri ini membutuhkan waktu setidaknya 3 bulan. Itu dengan syarat kami juga harus terombang-ambing oleh ombak di lautan yang ganas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun