Mohon tunggu...
Andri Faisal
Andri Faisal Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Seorang dosen manajemen keuangan dan Statistik. Peminat Sastra dan suka menulis fiksi. Suka Menulis tentang keuangan dan unggas (ayam dan burung) http://uangdoku.blogspot.com http://backyardpen.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] Ismail, The Forgotten Arab Bagian Kelima

5 Mei 2017   11:11 Diperbarui: 11 Mei 2017   10:28 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua pertiga dari brigade kami adalah orang-orang Arab yang berasal dari Arab Syria, Yaman, bahkan hingga ada suku yang lain.

Para perwira umumnya adalah para orang Turki yang mempunyai pangkat Mulazim ke atas di brigade ini pangkat tertinggi orang Arab hanya sersan. Saya tidak mengenal Sersan tersebut namun aku mengira bahwa Sersan tersebut tidak bisa menengahi konflik antara Abdul Khoir dengan Jengis Can. Mereka sempat bergelut. Meski Abdul Khoir tidak setinggi Jengis namun ia memberikan perlawanan yang sangat hebat. Ia mempunyai keahlian dalam gulat namun pukulan dari Jengis sangat keras hingga membuat wajahnya berdarah. Abdul khoir hampir saja membunuh dengan cekikan ke Jengis .

Saya tidak tahu awal dari pertengkaran tersebut yang aku tahu semua pada mengerubungi dua orang tersebut yang sedang berkelahi dengan gencarnya. Kerumunan tersebut berusaha dibubarkan oleh seorang perwira muda yang bernama Ilham. Ia awalnya belum bisa mengeluarkan kerumunan tersebut bahkan ia sempat terpukul oleh Jengis  yang berusaha memukuli Abdul Khoir. Ia segera mengeluarkan revolver yang ada di dalam sarung pistolnya dan menembakkan ke udara bunyi tersebut terdengar oleh dua orang tersebut dan dua orang tersebut langsung menghentikan perkelahian.

Satu grup jendarme atau polisi militer langsung memisahkan mereka. Mereka berbadan yang tegak-tegak dan segera meringkus ke dua orang tersebut. Mulazim Ilham memarahi kedua orang tersebut dan tampak Abdul Khoir membela diri dengan memberi alasan bahwa ia dihina.

Ilham mengkonfirmasi apa yang dilakukan oleh Jengis. Jengis pun tidak bisa mengelak karena ada beberapa banyak saksi yang sudah menyatakan seperti itu. Akhirnya Ilham melepaskan tangan dari Abdul Khoir dan ia menangkap Jengis dan akan memberikan peringatan.

Aku berharap kejadian ini tidak akan menimbulkan sentimen lagi. Ilham memanggil Buluk Boshi Suleyman yang menjadi kepala kompi kami. Ia berdiskusi dan nampak Suleyman hanya mengangguk-angguk saja menerima arahan dari komandan tersebut.

Ia kemudian memamggil kami untuk mendengar arahan yang berasal dari komandan mereka.

“Kalian jangan terpancing oleh emosi. Jika ada yang mengatakan bahwa kalian adalah orang kuno atau apapun”

“Baiklah, Mulazim”, kata Sersan yang bernama Mahmud.

Ia tampaknya mengerti akan hal itu. Kami pun kembali lagi ke barak dan menjaga kemungkinan pasukan Australia yang akan menyerang kami. Mereka menyerang tidak terduga .

Aku memikirkan apa sih yang membuat Arab kuno bukankah mereka juga berjuang bersama bangsa Turki dalam pembebeasan Al Aqsho. Arab, Kurdi dan Turki bergabung untuk mengalahkan pasukan Salib yang menguasai dari tempat suci ke tiga Al Quds. Kerja sama ini seharusnya diulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun