Dulu pada masa perjuangan orang tersebut sulit sekali memberikan bantuan.Untuk minta modal sedikit saja susah sekali namun kini ia benar-benar sengsara. Ia mempunyai apotik yang besar dan salah menuliskan resep sehingga orang pembeli obat menjadi meninggal.Ia kini harus tinggal di bedengan rumah instasi negara yang bisa saja kapan digusur. Ia menjadi gelandangan dan istrinya dengan 3 nakanya meninggalkan dirinya.
Untuk memberikan bantuan tidak. Ia adalah orang yang menyengsarkan dirinya. Mendingan ia memberikan uang pada orang lain. Itu pasti hukuman dari Allah karena tidak mau membantu. Kini teman-temannya serta saudara-saudara yang dulunya dekat dengan diri meninggalkan dirinya namun kini ia disendirikan.
Sabar mau mencari orang miskin yang mau menampung uangnya ke orang lain. Ah, mungkin ada Ustadz Ahmad yang mau menampung uangya. Ia khnpunya 50 naka yatim yang perlu bantuan.
“Sebaiknya aku tidak perlu membantu. Aku tahu kau juga membutuhkan”
“Ustadz, apakah saya tidak boleh beribadah”
“Dalam beribadah kamu harus mengutamakan yang lebih utama. Kau masih mempunyai saudara Hamid yang tinggal di kontrakan. Lebih baik kau bantu dia terlebih dahulu baru kau bantu orang lain”
“Tapi saya sama dia sudah tidak bicara untuk beberapa tahun”
“Yah , inilah mungkin saat yang tepat untuk berbicara dengannya”, kata Ustadz tambah menegaskan
Iamasih berfikir apakah yang akan terjadi
“Kalau sekarang mau kapan lagi. Saudaramu masih berhak daripada orang lain.Aku tegaskan kalau kau sudah bantu saudaramu , aku akan menerima bantuanmu”
“Tapi aku tahu kau sedang membutuhkan uang”