Mohon tunggu...
Andri Faisal
Andri Faisal Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Seorang dosen manajemen keuangan dan Statistik. Peminat Sastra dan suka menulis fiksi. Suka Menulis tentang keuangan dan unggas (ayam dan burung) http://uangdoku.blogspot.com http://backyardpen.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Aliansi yang Sulit

20 September 2015   13:57 Diperbarui: 20 September 2015   14:07 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

**

Seekor merpati putih mendarat di kandang. Aha, rupanya cukup cepat juga merpati itu datang. Ayah memberitahuku agar menunggu penyeledikan Juraij. Ah menunggu aku pikir pasukan musuh sudah ada di hadapanku namun aku harus menurti permintaan ayahku. Dulu juga aku menolak saran ayahku untuk membantu Sultan Umar dan kini akulah yang merasakan karena kesalahan diriku sendiri.

Aku terduduk menengok disatu sudut ruanganku menyesali kelakuanku. Seandaianya saya mau membantu mereka sedikit saja maka merekakan membantuku pikirku. Aha tidak aku yang penting harus mencari cara lain selain untuk mendapatkan batuan Sultan Umar.

Si kurir kini melaju kudanya ke Juraij dan ia pasti akan meminta informasi mengenai Pasukan Latakia. Kalau penyelidikan membutuhkan waktu lama bagaimana dengan pasukanku .

Aku kini belajar harus menerima keadaan. Senadaninya Sultan Umar mau membantuku maka aku begini-begini. Tidak-tidak aku harus segera bangkit dari keterpurukan ini. Aku akan melawan mereka untuk menghadapi pasukan musuh.

“Kumpulkan semua warga!”, aku menyuruh juru tulis mengumpulkan warga

Hanya dalam waktu setengah jam saja mereka berkumpul .aku melihat wajah mereka yang putus asa Karen amendengar semua rumor mengenai serangan pasukan Salib ke daerah ini.

Aku memberikan penawaran pada mereka agar mereka mau bertempur atau mereka meninggalkan tempat ini. Tampaknya tidak ada yang menjawab tawaranku. Merekapun mau berperang demi negeri ini. Aku bukannya lega sebab mereka orang sipil yang tidak pernah bertarung dengan kami.

**

Waktu itu sudah datang. Kami pun harus menghadapi mereka yang mempunyai pasukan yang lebih tangguh dari kami. Ratusan pasukan cadangan berada di garis belakang bersiap dengan panah dan katapel. Sementara pasukan regular berjaga di depan. Aku tahu ribuan pasukan musuh akan memusnahkan kami dalam waktu yang sebentar.

Aku sudah menyiapkan jebakan yag banyak di depan   berupa jerami yang mudah terbaka yang sudah aku rendam dengan minyak mentah. Aku akan menjatuhkan banyak korban di pihak mereka jika mereka mencoba untuk mendekati kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun