Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Bupati Boltim Vs Lumajang, Adu Senangkan Rakyat, Lanjutkan!

7 Mei 2020   10:52 Diperbarui: 7 Mei 2020   15:11 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin lho ya... namanya juga stereotipe. Jadi ya ada biasnya juga, walau labelisasi ini kerap menempel cukup kuat. Okelah itu soal komunikasi antar-budaya. Biarkan para pakar komunikasi yang mendalaminya.

Yang jelas keduanya adalah pemimpin de-facto dan de-jure di daerahnya masing-masing. Dan keduanya sedang menghadapi persoalan genting dan penting (urgent and important), soal pandemi Covid-19. Bencana kesehatan nasional.

Kalau mengikuti alur pemikiran Machiavelli, negara (terutama pada saat genting) tidaklah boleh dipikirkan dalam kacamata etis, tapi mesti dari kacamata medis.

Dalam situasi genting, ibaratnya -- kata Machiavelli -- rakyat yang berkhianat harus diamputasi sebelum menginfeksi keseluruhan tubuh sosial bangsa. 'Seditious people should be amputated before they infect the whole state'. Nah lho.

Untuk menjalankan operasi kepemimpinan model ini, dibutuhkan nilai (virtu) seperti kehendak yang kuat, kekuatan, serta perhitungan dan strategi yang brilian.

Memiliki virtu berarti memiliki kemampuan mengatasi segala aturan yang ada demi menjalankan kekuasaannya secara efektif. Virtu adalah tentang kekuasaan politik.

Bapak-bapak bupati dari Boltim dan Lumajang keduanya nampaknya punya virtu itu. Ada keberanian dan kehendak yang kuat, bahkan untuk melabrak apa saja. Tinggallah pemanfaatannya untuk apa?

Sementara prahara lantaran virus Corona ini menerpa rakyatnya tanpa pandang bulu, maka kedua bupati ini nampak berupaya sekuat mungkin untuk menanggulanginya. Dengan cara dan gaya masing-masing.

Yang penting buat kita adalah, keduanya ingin menyelamatkan dan sekaligus menyenangkan rakyatnya. Semoga bukan cuma buat penampilan di video yang viral itu demi popularitas murahan. Dan bukan sementara pandemi ini saja. Tapi untuk seterusnya.

Persaingan untuk saling menyenangkan rakyat adalah bagus-bagus saja. Kita dukung full deh. Lanjutkan saja.

Kalau bisa gak perlu heboh sesama kolega yang sama-sama lagi pusing. Sikat saja itu para pengutil bansos di daerah masing-masing. Bapak-bapak kita lihat punya nyali dan kekuatan untuk itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun