Mungkin lho ya... namanya juga stereotipe. Jadi ya ada biasnya juga, walau labelisasi ini kerap menempel cukup kuat. Okelah itu soal komunikasi antar-budaya. Biarkan para pakar komunikasi yang mendalaminya.
Yang jelas keduanya adalah pemimpin de-facto dan de-jure di daerahnya masing-masing. Dan keduanya sedang menghadapi persoalan genting dan penting (urgent and important), soal pandemi Covid-19. Bencana kesehatan nasional.
Kalau mengikuti alur pemikiran Machiavelli, negara (terutama pada saat genting) tidaklah boleh dipikirkan dalam kacamata etis, tapi mesti dari kacamata medis.
Dalam situasi genting, ibaratnya -- kata Machiavelli -- rakyat yang berkhianat harus diamputasi sebelum menginfeksi keseluruhan tubuh sosial bangsa. 'Seditious people should be amputated before they infect the whole state'. Nah lho.
Untuk menjalankan operasi kepemimpinan model ini, dibutuhkan nilai (virtu) seperti kehendak yang kuat, kekuatan, serta perhitungan dan strategi yang brilian.
Memiliki virtu berarti memiliki kemampuan mengatasi segala aturan yang ada demi menjalankan kekuasaannya secara efektif. Virtu adalah tentang kekuasaan politik.
Bapak-bapak bupati dari Boltim dan Lumajang keduanya nampaknya punya virtu itu. Ada keberanian dan kehendak yang kuat, bahkan untuk melabrak apa saja. Tinggallah pemanfaatannya untuk apa?
Sementara prahara lantaran virus Corona ini menerpa rakyatnya tanpa pandang bulu, maka kedua bupati ini nampak berupaya sekuat mungkin untuk menanggulanginya. Dengan cara dan gaya masing-masing.
Yang penting buat kita adalah, keduanya ingin menyelamatkan dan sekaligus menyenangkan rakyatnya. Semoga bukan cuma buat penampilan di video yang viral itu demi popularitas murahan. Dan bukan sementara pandemi ini saja. Tapi untuk seterusnya.
Persaingan untuk saling menyenangkan rakyat adalah bagus-bagus saja. Kita dukung full deh. Lanjutkan saja.
Kalau bisa gak perlu heboh sesama kolega yang sama-sama lagi pusing. Sikat saja itu para pengutil bansos di daerah masing-masing. Bapak-bapak kita lihat punya nyali dan kekuatan untuk itu.