Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berdusta Bersama sebagai Jalan Sukses untuk Korupsi

6 Mei 2020   23:38 Diperbarui: 7 Mei 2020   01:04 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi diolah pribadi

Apalagi dinamika sosial di dalam kelompoknya penipu atau pencuri. Dimana soal kepercayaan adalah sesuatu yang nisbi. Tak mungkin jadi pendasaran persatuan. Bagaimana mungkin bisa percaya pada penipu. Ini kontradiksi pemahaman lagi.

Paling banter dalam kelompok penipu seperti itu kohesivitasnya ditentukan oleh power, kekuasaan diktatorial seorang kepala mafia.

Ini pun rapuh sekali. Ada semacam 'expire-date' yang tidak jelas. Tanggal kadaluarsanya tidak tertulis, bisa kapan saja.

Ironisnya, walaupun reputasinya diakui oleh kalangan dunia hitam, mafia ini tetaplah ingin dipersepsi sebagai orang baik, jujur, dan bermartabat. Ia mencari pengakuan eksistensi dirinya di belahan dunia yang putih.

Ia ingin dipuja-puji oleh masyarakat yang polos. Aksi jilat pantat dari sesama gangster sama sekali tidak bermakna. Dan ini kontradiksi lagi.

Mengelola 'dusta bersama' dalam kelompok para pendusta ini jadi semacam 'mission-impossible'. Di dalamnya terlalu banyak kontradiksi, baik di aras pemahaman dan apalagi di praksisnya.

Repot berkwadrat-kwadrat, sampai tidak mungkin. Lintasan waktu historis yang produktif itu akan membongkar segala dusta bersama yang ada dalam suatu jaringan sosial. Basisnya terlalu rapuh.

Jadi gimana? Siapkah untuk mengelola 'dusta bersama' sebagai jalan sukses untuk korupsi? Kuat untuk berapa lama?

"Corruption is like a ball of snow, once it's set a rolling it must increase." -- Charles Caleb Colton.

06/06/2020

*Andreas Vincent Wenas*, Sekjen 'Kawal Indonesia' -- Komunitas Anak Bangsa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun