Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Dadu-dadu Didu, Doo-bee-doo-bee-doo

5 Mei 2020   01:59 Diperbarui: 5 Mei 2020   02:25 1951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi diolah dari sumber mercinews.com

Selesai itu suaranya jadi sumbang. Pada 13 Mei 2019 ia mundur  sebagai ASN setelah mengabdi hampir 33 tahun. Katanya supaya bisa leluasa mengritik. Jadi oposisi terang-teranganlah gampangnya.

Sewaktu pilpres 2019 usai, Prabowo-Sandi berperkara di MK. Di situ Said Didu menerima tawaran Tim Kuasa Hukumnya untuk jadi saksi terkait hasil pilpres.

Topik yang digugat Said Didu saat itu adalah soal akusisi saham Freeport Indonesia. Ia berpendapat akusisi Freeport via Inalum itu merugikan negara. Tapi ia kalah.

Semenjak itu ia berseberangan dengan pemerintah.

Sampai baru-baru ini ia mengunggah video dialognya dengan Hersubeno Arief di akun YouTube-nya. Kali ini Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) yang diserangnya. Namun serangannya dinilai ngawur, lantaran menghina pribadi LBP.

Topik dialog video itu soal kebijakan terkait pandemi Covid-19 dengan rencana pemindahan IKN (ibu kota negara).

Entah dapat info dari mana, Said Didu bilang bahwa LBP menghindari tanggung jawab dan ngotot agar Menkeu Sri Mulyani Indrawati tidak 'mengganggu' dana proyek IKN baru. Begini kutipannya:

"Kenapa itu dilakukan karena ada pihak yang ngotot untuk agar anggarannya tidak dipotong, dan saya pikir pimpro (pimpinan proyek) pemindahan ibu kota, Luhut Pandjaitan, itulah yang ngotot agar anggarannya tidak dipotong. Sehingga, Sri Mulyani punya ide untuk menaikkan jumlah utang."

Lanjutnya,

"Kalau Luhut kan kita sudah tahulah. Ya memang menurut saya di kepala beliau itu hanya uang, uang, dan uang. Saya tidak pernah melihat bagaimana dia mau berpikir membangun bangsa dan negara."

Lanjut terus tembakannya,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun