Ingat-ingat bahwa semangat dalam bernegosiasi bukanlah untuk mengalah pada pihak seberang. Dan bukan juga  untuk mengalahkan pihak sana. Tapi untuk berdialog dan mencari titik temu kesepakatan.
Kesepakatan yang menang-menang. Bukan menang-kalah, atau kalah-menang, atau kalah-kalah. Kalau perlu bisa saja sepakat untuk tidak sepakat untuk sementara waktu. Menunda sejenak, untuk melihat perubahan konstelasinya dalam perjalanan waktu.
Kalau pun keputusan yang mesti diambil adalah sangat mendesak, maka semua pihak mesti dengan jujur meletakkan segala sesuatunya di atas meja (terus terang). Lalu dari situ mungkin untuk sementara waktu mesti ada pihak yang mengalah.
Namun ia mengalah dengan pemahaman lengkap bahwa pihak lawannya memahami itu. Dan relasi bisnis atau sosial tidak terdestruksi. Bakal ada proses lanjutan dimana timbal balik jasa akan terjadi di kemudian hari. Terjadi kesepakatan yang bijaksana (gentlemen agreement) yang menjaga martabat kedua belah pihak.
Kalau pun tidak bisa, ya sepakati saja untuk tidak sepakat. Dan relasi tetap berjalan seperti biasanya.
Teknik komunikasi sederhana dalam bernegosiasi misalnya dengan teknik SPIN. Ini teknik yang pernah dikenalkan oleh Neil Rackham.
Caranya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang S (situation questions), P (problem questions), I (implication questions), dan N (needs pay-off questions).
Karena menurut penelitian dan obsevasi Neil Rackham, setiap orang sebetulnya sudah tahu masalah dan solusi dari masalahnya. Ia hanya perlu 'dibantu' untuk mengartikulasikannya dan dengan demikian bisa diajak untuk berkomitmen.
Manakala solusi datang dari dirinya sendiri, maka ia akan lebih terikat secara emosional untuk mengerjakannya.
Bagaimana bisnis bapak akhir-akhir ini? Apakah pasokan bahan baku lancar? Bagaimana kondisi pasar? Apakah harga-harga naik atau turun? Ini contoh pertanyaan untuk situasi. Membuka dan memancing pembicaraan ke arah yang lebih spesifik.
Oh ya, bagaimana penjualan bisa naik pesat? Atau kenapa penjualan turun? Apa kira-kira penyebabnya? Kenapa kualitas produksi banyak cacatnya? Apa kira-kira yang menyebabkan banyaknya karyawan mangkir? Dan seterusnya. Ini contoh pertanyaan tentang problem.