10. Memasuki product lines baru yang berada diluar jangkauan keahlian mereka, 11. Mempunyai keinginan dan ngotot untuk menjalankan spekulasi bisnis dan risiko yang tidak semestinya, 12. Kebijakan harga (pricing policy) yang tidak realistis, 13. Perlengkapan pabrik yang sudah kuno, tidak efisien dan tidak berfungsi lagi, 14. Kehilangan product lines yang utama, franchises, hak distribusi, atau sumber supply, 15. Kehilangan satu atau lebih pelanggan utama yang sehat keuangannya, apalagi jika ada konsentrasi atau ketergantungan kepada pelanggan-pelangan tersebut, 16. Pembelian inventory yang bersifat spekulatif atau pembelian yang terlampau berlebihan, 17. Menerima kontrak atau pesanan yang tidak mampu dipenuhi karena kurangnya produktivitas atau kapasitas produksi yang rendah, 18. Menumpuknya persediaan barang yang rusak, ketinggalan zaman atau formula yang salah, 19. Sering terjadi pemogokan atau tuntutan terhadap kesejahteraan pekerja.
Skandal yang terjadi di Garuda dan Bank BTN adalah jelas side-streaming sambil korupsi! Yang perlu dilakukan, ganti manajemen, perbaiki model-bisnis perusahaan, bangun akhlak (etika-bisnis) para pemimpinnya.
*) *Andre Vincent Wenas*,DRS,MM,MBA. Sekjen *Kawal Indonesia* - Komunitas Anak Bangsa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H