Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Penyelamatan Garuda Indonesia: Deja Vu, Total Corporate Restructuring!

23 Desember 2019   00:18 Diperbarui: 23 Desember 2019   20:09 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu, kita juga bisa melihat laba ditahan (retained earnings), apakah masih ada yang tersisa? Ini perlu untuk pertumbuhan perusahaan di masa depan, jangan sampai posisinya negatif.

Dari analisa ketiga laporan keuangan tersebut dan blusukan ke beberapa situs perusahaan, pelanggan, mitra bisnis, kita bisa mulai melakukan restrukturisasi dan strategi turn-around perusaahan. 

Untuk perkara ini kita belajar dari pakarnya, Robby Djohan, yang telah membesarkan Bank Niaga, merestrukturisasi Garuda Indonesia Airways, serta memimpin penggabungan beberapa bank plat merah bermasalah menjadi Bank Mandiri.

Dalam buku Robby Djohan, 'The Art of Turn Around -Kiat Restrukturisasi', 2003, ada beberapa petunjuk: Pertama, perbaiki cash-flow, dengan cara mengambil segala tindakan yang perlu demi menghentikan kerugian. Untuk itu mungkin perlu merestrukturisasi utang atau suntikan modal baru.

Kedua, identifikasi isu-isu pokok, misalnya: citra yang jelek, posisi keuangan yang insolvent, staf dan personalia yang demotivasi, segmen-segmen operasional yang tidak profitable, proses kerja yang tidak efisien dan efektif, faktor kompetisi, dan faktor eksternal lainnya.

Ketiga, tuntaskan tiga masalah operasional berikut:

1. Personalia. Lakukanlah pembaruan pada posisi-posisi kunci. Rasionalisasi sekaligus motivasi karyawan. Ubah kultur kerjanya.

2. Operasional. Periksa semua aset perusahaan. Adakah aset menganggur? Atau, perlu perbaikan segera? Atau, adakah aset yang bisa dijual untuk memperbaiki posisi cash-flow? Periksa dengan rinci, tutup yang merugikan, serta susun rencana usaha yang menjawab kebutuhan pelanggan.

3. Pemasaran. Lakukan perbaikan citra produk maupun perusahaan. Prioritas pada segmen yang menguntungkan. Lalu siapkan faktor pendukung proses kerja, IT atau outsourcing.

Lalu, dalam memimpin dan mengelola restrukturisasi itu, ada beberapa tips dari Robby Djohan;

1) Misi dan budaya organisasi yang pragmatis, 2) Pemimpin yang visioner, 3) Pragmatis: Dahulukan kepentingan perusahaan, 4) kerjakan hari ini juga, dan 5.) berani ambil keputusan meskipun salah, daripada tidak memutuskan sama sekali. Keputusan salah masih dapat diperbaiki. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun