Lalu, kita juga bisa melihat laba ditahan (retained earnings), apakah masih ada yang tersisa? Ini perlu untuk pertumbuhan perusahaan di masa depan, jangan sampai posisinya negatif.
Dari analisa ketiga laporan keuangan tersebut dan blusukan ke beberapa situs perusahaan, pelanggan, mitra bisnis, kita bisa mulai melakukan restrukturisasi dan strategi turn-around perusaahan.Â
Untuk perkara ini kita belajar dari pakarnya, Robby Djohan, yang telah membesarkan Bank Niaga, merestrukturisasi Garuda Indonesia Airways, serta memimpin penggabungan beberapa bank plat merah bermasalah menjadi Bank Mandiri.
Dalam buku Robby Djohan, 'The Art of Turn Around -Kiat Restrukturisasi', 2003, ada beberapa petunjuk: Pertama, perbaiki cash-flow, dengan cara mengambil segala tindakan yang perlu demi menghentikan kerugian. Untuk itu mungkin perlu merestrukturisasi utang atau suntikan modal baru.
Kedua, identifikasi isu-isu pokok, misalnya: citra yang jelek, posisi keuangan yang insolvent, staf dan personalia yang demotivasi, segmen-segmen operasional yang tidak profitable, proses kerja yang tidak efisien dan efektif, faktor kompetisi, dan faktor eksternal lainnya.
Ketiga, tuntaskan tiga masalah operasional berikut:
1. Personalia. Lakukanlah pembaruan pada posisi-posisi kunci. Rasionalisasi sekaligus motivasi karyawan. Ubah kultur kerjanya.
2. Operasional. Periksa semua aset perusahaan. Adakah aset menganggur? Atau, perlu perbaikan segera? Atau, adakah aset yang bisa dijual untuk memperbaiki posisi cash-flow? Periksa dengan rinci, tutup yang merugikan, serta susun rencana usaha yang menjawab kebutuhan pelanggan.
3. Pemasaran. Lakukan perbaikan citra produk maupun perusahaan. Prioritas pada segmen yang menguntungkan. Lalu siapkan faktor pendukung proses kerja, IT atau outsourcing.
Lalu, dalam memimpin dan mengelola restrukturisasi itu, ada beberapa tips dari Robby Djohan;
1) Misi dan budaya organisasi yang pragmatis, 2) Pemimpin yang visioner, 3) Pragmatis: Dahulukan kepentingan perusahaan, 4) kerjakan hari ini juga, dan 5.) berani ambil keputusan meskipun salah, daripada tidak memutuskan sama sekali. Keputusan salah masih dapat diperbaiki.Â