Mohon tunggu...
Andres Suhendrawan
Andres Suhendrawan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hanya seorang pemuda biasa yang sedang mengejar mimpinya untuk pergi ke negeri Sakura.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Penyesalan

22 Agustus 2023   01:29 Diperbarui: 22 Agustus 2023   01:43 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kala itu aku tidak tahu harus bersikap bagaimana

Aku tidak tahu kalau kau gini berharga

Memandangi lautan yang jauh

Ku percaya ada pulau disana

Yang tak dapat ku jangkau dengan hanya perahu sampan

Penduduk pulau itu pun melihat

"Wah pulau sebrang sana bagus sekali yah"

"Pasti disana banyak lowongan kerja, ekonominya maju dan gedung yang tinggi"

"Iya yah, beda sekali dengan pulau kita, hanya ada pohon, pasir, dan air laut"

"Oke, Aku Wayan 5 tahun yang akan datang aku akan kesana"

5 Tahun kemudian Wayan pun pergi ke pulau

Untuk sejenak wayan takjub dengan keindahan pulau seberang ini

Banyak Gedung tinggi

Kendaraan lalu lalang

Perekonomian yang terlihat maju

dan banyak lagi

Sebulan, dua bulan Wayan menetap di kota tengah pulau ini

Wayan pun kelimpungan,

Dia tidak mendapatkan pekerjaan

Sehingga dia sulit membayar tagihan kostan

Ketika itu Wayan pergi berjalan disisi trotoar

Asap motor yang begitu banyaknya membuat Wayan terbatuk

sudah dua bulan lamanya Wayan menghirup asap kendaraan ini

2 Tahun kemudian

Kehidupan Wayan tidak berangsur membaik

Wayan sudah dapat kerja tapi upahnya kecil

Untuk membayar kostan saja kadang masih nunggak

Makan saja masih minjam

Kesehatan Wayan memburuk, karena harus menghirup udara kotor

3 Tahun kemudian

Wayan Jatuh sakit dengan batuknya tidak berhenti

Rupa-rupanya sudah 2Minggu dia di Rawat di Rumah sakit

Wayan berpikir "Ku kira hidup di pulau ini begitu menyenangkan, tapi nyatanya kesenangan yang ku lihat hanyalah fana"

1 bulan Wayan Sakit

Kesehatannya tidak berangsur membaik

Justru memburuk

Wayan pun segera menelpon saudaranya yang ada di pulau

Mereka pun datang, kaget melihat Wayan yang jatuh kesakitan

"Kenapa dirimu bisa selemah ini sodaraku ? bukankah kehidupan di pulau ini begitu menyenangkan ?"

"Betul, kehidupan disini begitu terlihat menyenangkan, tapi lihatlah diriku... Manusia yang tidak memiliki harta benda akan dilindas oleh kejamnya Kota. Aku ingin kembali ke pulau kecil, rumahku kampung halamanku. Melihat pasir putih yang indah, gelombang ombak yang merdu, Ikan-ikan yang berenang kesana-kemari layaknya anak kecil. Aku ingin pulang sodaraku, bawa lah aku pulang bersamamu"

Wayan pun dibawa pulang oleh Saudaranya

Sesampai Pulau, Wayan menangis bahagia melihat pulaunya masih bersih dari polusi udara, pasir bersih dari sampah

2 bulan kemudian, penyakit batuk Wayan semakin parah hingga pada akhirnya ia meninggal

Dalam sakitnya ia berkata "Seandainya aku tidak menyiksa diriku pergi ke pulau seberang, aku akan tetap hidup sehat dan bahagia di pulau ini"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun