Mohon tunggu...
Andre Maulana
Andre Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa yang sedang berkuliah di salah satu universitas di Sumatra, saya memiliki keinginan untuk bisa membuka toko roti/desert yang enak sekaligus murah bagi masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Hubungan antara Piala Dunia dan Ekonomi Qatar

2 Desember 2022   20:00 Diperbarui: 2 Desember 2022   21:40 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Piala Dunia 2022 akhirnya resmi bergulir di Qatar, pada 20 November hingga 18 Desember 2022. Ajang empat tahunan ini merupakan momentum bersejarah bagi Qatar dan Timur Tengah karena kali pertama menjadi penyelenggara turnamen bergengsi tersebut. 

 Qatar menjadi tuan rumah piala dunia 2022 karena terpilih oleh FIFA, dan yang unik piala dunia kali ini dilaksanakan di musim dingin(November-Desember) bukannya di musim panas (juli-agustus) seperti biasanya, dikarenakan cuaca di Qatar yang sangat panas ketika musim panas sehingga panitia mengubah jadwalnya menjadi pada saat musim dingin.

 Piala Dunia akan dilangsungkan di delapan stadion yakni Stadion Al Bayt, Stadion Khalifa International, Stadion Al Thumama, Stadion Ahmad Bin Ali, Stadion Lusail, Stadion Ras Abu Aboud, Stadion Education City, dan Stadion Al Janoub.

 Adapun dalam sector ekonomi, Qatar menginvestasikan biaya yang sangat banyak untuk mempersiapkan piala dunia ini. Biaya yang sangat ini di fokuskan pada stadion dan penginapan bagi para pengunjung yang akan berkumpul di Qatar.

 Pemerintah Qatar menggelontorkan uang sebesar 220 miliar dolar atau sekitar RP 3.143,1 trilliun untuk mempersiapkan Pergelaran piala dunia 2022 yang dimana merupakan yang termahal sejak Piala Dunia pertama kali diadakan pada tahun 1930. Sementara di Piala Dunia yang diadakan sebelumnya yakni Piala Dunia 2014 yang diadakan di Brazil menghabiskan biaya sebesar 15 miliar dollar, dan Piala dunia sebelumnya yakni pada tahun 2018 yang diadakan di Rusia, menghabiskan biaya 22,6 miliarr dolar.

Adapun hal-hal yang menjadi menjadi pertanyaan seperti Dampak piala Dunia 2022 terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan dan pekerjaan, Siklus Perdagangan dan Inflasi di Qatar akan dijelaskan secara rinci di bawah : 

1. Dampak Piala Dunia terhadap Tingkat Pertumbuhan ekonomi Qatar

 Piala Dunia 2022 menjadi sangat unik, dikarenakan pertama kalinya Negara dari timur tengah yang menjadi tuan rumah bagi pergelaran akbar 4 tahun sekali ini. Dan seperti kita tau bahwa Qatar merupakan salah satu Negara terkaya yang ada dunia, karena memiliki persediaan minyak bumi dan gas bumi yang melimpah di Negara tersebut.

 Jadi kenapa Qatar mau menjadi tuan rumah bagi Piala Dunia 2022 padahal mereka sudah kaya rata dengan minyak buminya? Hal ini dikarenakan Qatar ingin meningkatkan bidang pariwisata di Negara itu, terutama setelah pandemic Covid-19 yang menyebabkan bidang pariwisata mengalami kelumpuhan karena tidak ada yang mau berkunjung disana, sehingga dengan diadakannya Piala Dunia ini maka akan membuat bidang pariwisata di Qatar akan pulih dan semakin meningkat kedepannya.

Adapun alasan lain kenapa Qatar mau menjadi tuan rumah, yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Negara tersebut. Menurut penelitian PwC (sebuah lembaga riset internasional), secara ekonomi sektor ini menjanjikan pertumbuhan sebesar 8,7% dalam tiga hingga lima tahun ke depan.

 Chief Operational Officer (COO) Qatar Tourism Berthold Trenkel menyebut gelaran Piala Dunia 2022 di Qatar berpotensi meningkatkan pendapatan pariwisata hingga 12 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) 2030. Selain itu, target belanja penduduk pada sektor pariwisata juga akan ditargetkan meningkat tiga hingga empat kali lipat dari realisasi tahun 2019.

 Di sisi lain, menurut Khristo Ayad selaku konsultan di InStrat (sebuah platform penelitian dan penasehat independen di Doha) mengatakan bahwa turnamen dengan visibilitas tinggi tentu akan menjadi tonggak penting dalam perjalanan diversifikasi negara menuju ekonomi modern berbasis pengetahuan.

2. Dampak Piala Dunia terhadap Pendapatan dan Pekerjaan di Qatar

 Berdasarkan laporan dari Aljazeera, baru-baru ini lembaga sepak bola dunia FIFA menyampaikan laporan bahwa Piala Dunia Qatar mendatangkan keuntungan capai US$ 7,5 miliar atau sekitar Rp 117,75 triliun.

 Angka ini US$ 1 miliar lebih banyak dari yang dihasilkan oleh organisasi tersebut dari siklus Piala Dunia sebelumnya menjelang acara 2018 di Rusia. Adapun "penghasilan tambahan" yang diterima FIFA berasal dari kesepakatan komersial dengan tuan rumah tahun ini.

 Qatar Energy bergabung sebagai sponsor tingkat atas, dan sponsor tingkat ketiga yang baru termasuk bank QNB Qatar dan perusahaan telekomunikasi Ooredoo. FIFA juga menambahkan penawaran sponsor tingkat kedua tahun ini dari platform keuangancrypto.comdan penyedia blockchain Algorand, sponsor Amerika baru pertamanya dalam lebih dari satu dekade. 

 Tentu keuntungan dari sponsor ini belum termasuk kesepakatan siaran utama untuk Piala Dunia Qatar yang diterima FIFA dari berbagai negara. Namun perlu diingat juga bahwa perputaran uang ini belum termasuk keuntungan yang akan diterima Qatar.

 Kepala Program Power Vacuums di Newlines Institute di Washington, Caroline Rose memandang, perhelatan ini akan memberikan keuntungan ekonomi tersendiri bagi Qatar. Utamanya datang dari sektor pariwisata secara umum, dan khususnya untuk bisnis akomodasi atau penginapan.

"Mengingat akomodasi ruang yang dilaporkan terbatas, Saya pikir acara ini secara keseluruhan telah meningkatkan upaya koordinasi regional untuk mengakomodasi gelombang besar wisatawan. Ini juga akan memberikan dorongan bagi ekonomi Qatar, dengan perkiraan keuntungan US$ 17 miliar (setara Rp 266,9 triliun pada kurs Rp 15.700/US$)," beber dia.

 Dengan puluhan ribu penggemar sepak bola yang sebagian besar dari Eropa dan Amerika Selatan, diharapkan negara tetangga akan menjadi basis Piala Dunia Qatar. Selain itu yang terpenting, UEA adalah pilihan yang baik karena Air Arabia dan Fly Dubai menjalankan 45 penerbangan setiap hari ke Doha di antaranya.

3. Pengaruh Piala Dunia 2022 terhadap Siklus Perdagangan di Qatar

 Piala Dunia FIFA 2022 menjadi sarana pemintal uang bagi Qatar sebagai negara tuan rumah. Antusiasme para peminat turnamen ini tentunya turut meningkatkan peluang pendapatan Doha yang diprediksi mencapai Rp 59 triliun pada akhir tahun ini.

 Tingginya pendapatan tersebut utamanya berasal dari biaya belanja yang dikeluarkan oleh wisatawan di Timur Tengah. Perhotelan, makanan, minuman, merchandise, hingga pakaian adalah sektor utama yang diproyeksikan akan menarik pembelanjaan para penggemar sepak bola dan turis selama periode Piala Dunia November--Desember ini.

 Qatar diproyeksikan hanya tuai pendapatan sebanyak 85 persen. Sementara sisanya akan dibagi dengan dua negara pendukung utama yakni Uni Emirat Arab (UEA) dan Dubai. Arab Saudi, Oman, dan Kuwait juga diprediksi bakal menerima berkah dari Piala Dunia.

 Saluran digital juga akan memainkan peran penting dalam memacu pengeluaran wisatawan secara signifikan hingga 60 persen dari total pendapatan. Menariknya, meskipun mengeluarkan biaya besar, Qatar tidak memperoleh hak dari pemasukan resmi yang diperoleh FIFA. Jadi, kemungkinan besar Qatar merugi dari aspek keuangan.

 Namun, Piala Dunia tetap terbilang istimewa dalam banyak hal bagi Qatar walaupun tidak menguntungkan secara finansial. Bagi penduduk Qatar, Piala Dunia akan semakin semarak karena diadakan di akhir tahun saat musim dingin. Artinya, wisatawan dunia akan semakin banyak yang berkunjung dan pariwisata Qatar semakin terungkit. Jadi, tak diragukan lagi ini bisa menjadi batu loncatan untuk mendorong pertumbuhan pariwisata Qatar.

 Qatar juga punya keuntungan lain. Berkat menjadi tuan rumah, Qatar juga untuk kali pertama bermain di Piala Dunia. Selanjutnya, menjadi tuan rumah Piala Dunia memastikan Qatar mendapat publisitas yang tinggi dari seantero dunia. Tentu, ini adalah kesempatan bagi Qatar untuk menunjukkan kemajuan infrastruktur yang diandalkan untuk berinvestasi atau berbisnis.

4. Inflasi dengan Dilaksanakan Piala Dunia 2022 Qatar

 Pada bulan juni 2022, Qatar melaporkan Inflasi yakni 5,41 persen yang dimana malah lebih tinggi daripada inflasi yang dilaporkan oleh Indonesia yaitu 4,35 persen.Walaupun mengalami inflasi, tapi pendapatannya terutama dari Minyak bumi dan gas alam tetaplah sangat banyak.

 Selain Minyak bumi dan gas Alam, Piala Dunia 2022 juga memiliki potensi untuk meningkatkan pendapatam Qatar, apalagi untuk bidang pariwisata. 

Piala Dunia 2022 memiliki biaya operasional di Qatar menembus angka 220 miliar dolar AS atau sekitar 3.355 triliun rupiah yang dimana merupakan yang termahal sepanjang sejarah Sepakbola. 

Berikut Daftar biaya Piala Dunia sejak 1994: 

1. Amerika Serikat 1994: US$500 juta

2. Prancis 1998: US$2,3 miliar

3. Jepang 2002: US$7 miliar

4. Jerman 2006: US$4,3 miliar

5. Afrika Selatan 2010: US$3,6 miliar

6. Brasil 2014: US$15 miliar

7. Rusia 2018: US$11,6 miliar

8. Qatar 2022: US$220 miliar

Namun, sebagian besar dari anggaran Piala Dunia merupakan bagian dari rencana jangka panjang Qatar di 2030 yakni membangun pusat inovasi dengan hotel, transportasi bawah tanah yang canggih, stadion, bandara, dan lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun