Mohon tunggu...
Andre Lolong
Andre Lolong Mohon Tunggu... Insinyur - Follow me @andre_gemala

Husband of a caring wife, father of two, car enthusiast, motorsport freak, Life learner..

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

UNDERDOG - Bagian 2: Tiga Sahabat

15 April 2023   15:58 Diperbarui: 15 April 2023   16:32 999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiga sahabat (sketsa dari freepik.com)

"Dia maunya Cuma sama Lyra Ram. Kalo cewek lain, sudah enggak tertarik dia." Saba menggoda Boni.

SUV yang dikemudikan Rami melambat dan berbelok tajam perlahan ke kanan di daerah Gading Serpong. Kemudian masuk mantap ke sebuah parking spot kosong di area Ruko Opal, di depan Kedai Mie Palu. Rami mematikan engine, lalu ketiganya turun. Kedai tampak ramai, mungkin karena masih jam makan malam. Rami segera berhasil mengidentifikasi meja tempat para teman wanitanya berkumpul. Di meja ujung sebelah kanan, tampak dua wanita sedang asik ngobrol dan salah satunya melambaikan tangan ke Rami.

"Boys, perkenalkan, Pelita's finest cabin crew." Rami segera memperkenalkan para sahabatnya pada dua wanita yang sudah duduk duluan dan tengah makan mie dan siomay tersebut.

Niken dan Wanda adalah dua Pramugari yang baru tiga tahun terbang Pelita Air. Niken berambut panjang, berkulit sawo matang dengan mata besar, bibir radial dan tampilan bergaya 90-an. Sementara Wanda berambut bondol, dengan mata seperti kucing, kuning langsat, berpenampilan senada dengan Niken. Nampaknya mereka punya dress code sendiri. Boni dan Saba pun memperkenalkan diri. Moment ini jelas akan menentukan mau dibawa kemana arahnya malam itu. Tiga pria dan dua wanita saling men-scan, memperhatikan dan melihat apakah ada kecocokan atau ada kegilaan yang patut diwaspadai. Breaking the ice tidak berlangsung lama, kelimanya cepat akrab. Rami merasa pekerjaannya terlalu mudah. Kini kelima anak muda duduk mengelilingi sebuah meja berukuran 2 X 2 meter.

Namun kemudian satu orang muncul. Wanita berdarah Tionghoa-Pontianak, tinggi semampai dengan rambut dicepol keatas dan memakai apron. Boni sudah memperhatikan perempuan itu hilir mudik menyajikan mie, nasi goreng dan berbagai makanan yang dibawanya dari dapur untuk para pelanggan yang sedang makan di kedai tersebut malam itu. Rami pun memperkenalkannya kepada Boni dan Saba, "Dan ini Captain Liani" candanya.

"Huus keptan kepten. Kenapa enggak pake nama China gue aja sekalian?" Liani membalas sambil melepaskan apron dan melipatnya. Ia menjabat tangan Boni dan Saba dengan mantap. 

"Oh tapi ini beneran. Liani ini Pilot, dan sudah Captain. Bukan di Pelita, tapi di Garuda." Rami mengkonfirmasi.

Boni kagum. Ia memang kadang melihat Pilot perempuan di Social media. Namun belum pernah bertemu langsung dengan seorang pun.

"Cowok-cowok kok enggak makan? Gue bikinin Puyung Hai yaa?" Liani ke dapur sebentar dan balik lagi dengan dua porsi Puyung Hai. 

"E eh tenang aja Lin, cowok-cowok minum aja." Jawab Rami.

"Disini minum, nanti di Club, minum lagi. Yang ada kembung." canda Liani "Ayo makan dulu." Logat Pontianak Liani sangat kental. Boni memperhatikan gerak-geriknya. Nampaknya Rami cukup dekat dengan Liani. Apakah karena keduanya sama-sama penerbang, atau memang ada gelombang listrik tak terlihat diantara keduanya? Tiba-tiba muncul balita lalu nemplok ke Liani. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun