Apa yang dibutuhkan untuk menjadi seorang juara dunia Formula 1? Mobil yang kencang, tim berpengalaman, strategi sempurna, rekan yang mendukung?
Apa yang dibutuhkan untuk menjadi seorang juara sejati? Sikap, ketahanan, determinasi, kemampuan menahan tekanan, skill?
Lewis Hamilton adalah sosok yang banyak dikagumi di bukan hanya olahraga otomotif Formula 1, melainkan di seluruh dunia olahraga. Bagaimana tidak?Â
Hamilton merupakan pemegang gelar Juara Dunia F1 sebanyak tujuh kali! Hamilton adalah seorang bergelar Knight. Hamilton punya banyak rival dari tahun ke tahun.Â
Hamilton merupakan pembalap dengan catatan menang paling banyak yaitu 103 kali juara seri. Hamilton juga merupakan pembalap yang paling sering naik podium, yaitu 183 kali. Hamilton pembalap dengan Pole Position terbanyak yaitu 103 Pole.
Namun semua di atas hanyalah statistik. Sebagai pembalap team elite dengan mental juara dunia dengan raport terbaik di generasinya, Hamilton juga banyak membuat sensasi di track maupun dalam kehidupan sosialnya.
Berkebangsaan Inggris dengan ras campuran keturunan Grenada -- Inggris dari sang Ayah; Anthony Hamilton dan Ibu berkebangsaan Irlandia dari Birmingham; Carmen Larbalestier, membuat Hamilton punya penampilan paling keren di arena Balap F1. Seperti Craig David atau Bruno Mars.
Bicara tentang sang Ayah; Anthony Hamilton sangat mendukung karier putranya sejak kecil. Berawal membelikan Lewis RC (Radio Controlled) Car kemudian Junior Kart, membuat Lewis kecil sudah kompetitif sejak usia belia.Â
Sang Ayah juga rela nyambi kerja sebagai kontraktor, salesman, estate agent dan pencuci piring untuk tambah-tambah penghasilan agar Lewis bisa terus berkarier di balap.
Perjuangan orangtua Hamilton diiringi dengan prestasi-prestasi baik Lewis yang menjuarai Formula UK 2002, lalu dua kali juara seri di Macau dan Bahrain pada kejuaraan F3 2003, lima belas kali juara seri F3 di 2005 kemudian juara GP2 di tahun 2006.
Vodafone McLaren Mercedes menjadi F1 team pertama bagi Hamilton. Australia 2007 adalah debutnya, dan ia juara 3 disitu! Terus naik podium hingga maiden victory-nya di Canada 2007.Â
Juara seri 4 kali di 2007, 12 kali podium dan hanya sekali retired membuat Hamilton mencapai posisi runner-up di penghujung musim pertamanya. Hanya terpaut 1 point dari juara dunia 2007; Kimi Raikkonen. Di tahun berikutnya; 2008, Hamilton tidak terbendung lagi.Â
Dengan unggul 7 points dari kandidat juara dunia saat itu; Filipe Massa di Ferrari, Hamilton cukup finish di posisi ke-5 di seri penutup di Brazil untuk mendapatkan mahkota juara dunia pertamanya.
Kontrak bersama McLaren selesai di 2012 dan lanjut dengan Tim Mercedes-AMG Petronas F1; jelmaan Tim Brawn yang dibeli Mercedes sebelumnya. Hamilton bersama Mercedes-AMG mendominasi Formula 1 dengan 6 kali juara dunia dan 7 kali Juara Kontruktor dari tahun 2014 -- 2020.
Apa artinya sosok jagoan di Formula 1 tanpa persaingan dengan musuh-musuh bebuyutan?Â
Rivalries Hamilton dengan pembalap pesaingnya membuat olahraga Formula 1 jadi semakin menarik, seperti jaman Ayrton Senna dengan nemesis-nya; Alain Prost. James Hunt dengan Niki Lauda. Michael Schumacher dengan Mika Hakkinen.
Hamilton bersaing pertama kali dengan teammate-nya di McLaren; Fernando Alonso di tahun 2007. Sebagai pembalap utama McLaren saat itu, beban berada di pundak Alonso. Namun Alonso tidak dapat mengimbangi cemerlangnya si anak baru; Hamilton di track. Alonso hengkang dari McLaren di penghujung musim 2007.
Lagi-lagi persaingan dengan teammate; yaitu Nico Rosberg di Mercedes-AMG Petronas Team. Rosberg duluan berada di Mercedes-AMG, barengan dengan mentornya yang sesama German, the living legend; Michael Schumacher, dan musim 2012 adalah musim terakhir Schumacher di F1.Â
Hamilton masuk menggantikannya. Hamilton telah lama mengenal Rosberg. Kembali ke tahun 2000 saat mereka juga berada dalam satu team di Junior Kart. Mereka selalu bersaing dalam segala hal, termasuk saat sedang makan pizza. Di Mercedes-AMG Petronas juga semakin menjadi-jadi.Â
Keduanya bersaing begitu ketat bahkan sampai beberapa kali bertabrakan di atas track saat sedang memimpin. Hamilton dan Rosberg memenangkan 54 dari 78 balapan selama empat musim.Â
Hamilton memiliki 32 kemenangan, 55 podium, dan unggul dari Rosberg 42 kali. Sementara Rosberg memiliki 22 kemenangan, 50 podium, dan unggul dari Hamilton 36 kali. Selama empat musim bersama, Hamilton juara dunia dua kali dan Rosberg satu kali.
Di periode 2017-2019 Hamilton bersaing dengan Sebastian Vettel, dan menyebutkan bahwa rivalitasnya bersama Vettel merupakan favoritnya.Â
Keduanya bersaing ketat memperebutkan gelar juara dunia di atas sirkuit namun saling menghormati dan bisa membawa diri. Berada di Ferrari selama 5 tahun, namun Vettel tidak juga berhasil merebut gelar juara dunia dari Hamilton.
Balapan F1 di sirkuit Paul Ricard hari Minggu malam kemarin cukup spesial bagi Hamilton. Karena balapan tanggal 24 Juli 2022 itu merupakan start Formula 1-nya yang ke-300.Â
Masih segar di ingatan bagaimana mengecewakannya lap terakhir di Abu Dhabi tahun 2021 lalu yang menjadi seri pamungkas dan mengganjar Max Verstappen akan mahkota juara dunia. Dan kini Tahun 2022 juga belum bermurah hati padanya.Â
Ketika tiba di Paul Ricard minggu lalu, Hamilton berada di posisi ke-6 pada klasemen sementara dan tertinggal 99 point dari pemimpin klasemen; Verstappen. Ia bahkan tertinggal 17 point dari George Russel, pembalap berkebangsaan Inggris yang merupakan rekan setimnya dan tengah berada di tahun pertamanya di MercedesAMG Petronas Team.
Sebaliknya tahun 2022 justru merupakan comeback-nya Scuderia Ferrari sejak kemenangan Sebastian Vettel yang terakhir di Singapore 2019.Â
Pasca Austria kemarin; Cavalino Rampante tengah bercokol di posisi ke-2 klasemen Konstruktor dengan selisih 56 point dari Red Bull Racing. Andalan Red Scarlett; Charles Leclerc telah mengantongi juara 3 kali yaitu di Bahrain, Australia dan yang terakhir di home circuit Red Bull di Austria.Â
Sementara Carlos Sainz Jr; rekan setim Leclerc berhasil juara di home circuit-nya Hamilton di Silverstone, awal Juli kemarin. Namun Ferrari masih punya banyak PR untuk mengejar ketinggalan dari Red Bull.Â
Verstappen masih mendominasi musim ini dengan memenangkan 6 dari 11 seri terakhir. Sementara rekan setimnya; Sergio Perez menang satu kali di Monaco.
Hamilton belum pernah menang sekalipun di Musim 2022. Ia cuma naik podium 4 kali selama 11 seri di Musim 2022. Sementara Verstappen tak terbendung, Leclerc pun kembali mencuat ke permukaan. Sainz Jr. Dan Perez tidak mau kalah dan Russel selalu konsisten di lima teratas dalam tiap seri. Musim ini masih menyisakan 11 seri lagi. Ini jelas belum berakhir!
Ketika lampu merah di garis start padam, balapan dimulai di Paul Ricard, Perancis hari Minggu kemarin. Hamilton start dari posisi ke-4 dibayangi oleh Lando Norris dari McLaren-Mercedes. Namun ia melakukan start cukup baik dan bisa melesat ke depan Sergio Perez.Â
Sementara pertempuran di row terdepan sangat sengit. Leclerc sang Pole Seater ditempel ketat oleh Verstappen semenjak Start. Verstappen mencoba melakukan overtake beberapa kali namun belum berhasil.Â
Verstappen masuk pit di lap ke-16. Dan tanpa diduga, Leclerc melakukan kesalahan di lap ke-18 saat ia kehilangan kontrol pada bagian belakang yang menyebabkan mobilnya tergelincir dan menabrak Tire barrier di Turn 6!Â
Ini merupakan kali ketiga Leclerc gagal finish di saat tengah memimpin lomba di tahun ini. Maka Sainz menjadi tumpuan harapan Scuderia Ferrari untuk menang di Paul Ricard dan menambah point konstruktor.Â
Memasuki lap 19, Sainz diinstruksikan untuk melakukan Pitstop pasca Safety Car memasuki arena. Namun karena traffic dan Ferrari harus cepat-cepat mengeluarkan Sainz dari Pitbox, terjadilah unsafe release yang menyebabkan Sainz nyaris ditabrak oleh Alexander Albon dari Williams.
Sainz berjuang melawan Perez dan Russel untuk bisa naik ke tiga teratas. Namun harus menelan pil pahit karena diganjar 5 seconds penalty akibat unsafe release tadi. Tiga lap menjelang finish pasca Safety car yang kedua kali, Russel pun berhasil overtake Perez.Â
Lalu bagaimana dengan Hamilton? Sejak start ia cukup konsisten di lima besar. Retire-nya Leclerc dan melorotnya posisi Sainz karena penalty menjadi advantage buat Hamilton. Verstappen juara di Paul Ricard siang itu. Hamilton membayangi dengan selisih 3.4 detik, diikuti Russel.Â
Duo MercedesAMG saling menyemprot champagne. Mereka berhasil memaksimalkan point konstruktor menjadi 270, mendekati Ferrari di posisi ke-2 dengan selisih 44 points.
Di cool down room saat menunggu que untuk naik ke podium, Hamilton selonjoran di lantai. Bukan karena ia sedang iseng, melainkan karena keletihan.Â
Belakangan baru diketahui ternyata tombol minumannya tidak berfungsi saat balapan. Hingga Hamilton tidak bisa minum sama sekali. Beberapa saat kemudian Verstappen, Hamilton, dan Russel merasakan manisnya champagne di atas podium Paul Ricard.Â
Inilah kado Hamilton di balapan ke-300nya. Tidak luar biasa memang, namun juga tidak buruk. Masih menggambarkan Hamilton sesungguhnya, yang tenang di track, makin mature diantara para pembalap muda namun tetap mampu bersaing.Â
Pada konferensi pers, wartawan ada yang iseng katakan bahwa mereka masih menantikan Hamilton capai balapan ke-400. Hamilton terbelalak dan dengan setengah bercanda, mengatakan bahwa itu adalah Race yang banyak sekali.Â
Namun setelahnya ia berkomentar bahwa ia tidak tahu apa yang ada di depan nanti. Namun setiap kondisi terus mendorongnya untuk lakukan yang terbaik. Balapan tidak hanya di atas track.Â
Dalam hidup, banyak yang harus dicapai, tanpa kenal umur, ras, genre, jabatan, level dan lainnya. Diluar sana, semuanya tak terbatas. Maju terus Champ!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H