Verstappen masuk pit di lap ke-16. Dan tanpa diduga, Leclerc melakukan kesalahan di lap ke-18 saat ia kehilangan kontrol pada bagian belakang yang menyebabkan mobilnya tergelincir dan menabrak Tire barrier di Turn 6!Â
Ini merupakan kali ketiga Leclerc gagal finish di saat tengah memimpin lomba di tahun ini. Maka Sainz menjadi tumpuan harapan Scuderia Ferrari untuk menang di Paul Ricard dan menambah point konstruktor.Â
Memasuki lap 19, Sainz diinstruksikan untuk melakukan Pitstop pasca Safety Car memasuki arena. Namun karena traffic dan Ferrari harus cepat-cepat mengeluarkan Sainz dari Pitbox, terjadilah unsafe release yang menyebabkan Sainz nyaris ditabrak oleh Alexander Albon dari Williams.
Sainz berjuang melawan Perez dan Russel untuk bisa naik ke tiga teratas. Namun harus menelan pil pahit karena diganjar 5 seconds penalty akibat unsafe release tadi. Tiga lap menjelang finish pasca Safety car yang kedua kali, Russel pun berhasil overtake Perez.Â
Lalu bagaimana dengan Hamilton? Sejak start ia cukup konsisten di lima besar. Retire-nya Leclerc dan melorotnya posisi Sainz karena penalty menjadi advantage buat Hamilton. Verstappen juara di Paul Ricard siang itu. Hamilton membayangi dengan selisih 3.4 detik, diikuti Russel.Â
Duo MercedesAMG saling menyemprot champagne. Mereka berhasil memaksimalkan point konstruktor menjadi 270, mendekati Ferrari di posisi ke-2 dengan selisih 44 points.
Di cool down room saat menunggu que untuk naik ke podium, Hamilton selonjoran di lantai. Bukan karena ia sedang iseng, melainkan karena keletihan.Â
Belakangan baru diketahui ternyata tombol minumannya tidak berfungsi saat balapan. Hingga Hamilton tidak bisa minum sama sekali. Beberapa saat kemudian Verstappen, Hamilton, dan Russel merasakan manisnya champagne di atas podium Paul Ricard.Â
Inilah kado Hamilton di balapan ke-300nya. Tidak luar biasa memang, namun juga tidak buruk. Masih menggambarkan Hamilton sesungguhnya, yang tenang di track, makin mature diantara para pembalap muda namun tetap mampu bersaing.Â