Nah, teman-teman sekarang bisa berpikir bahwa radio bukan sebatas media hiburan.
Tidak semata-mata untuk mempertahankan pendengarnya, namun juga esensinya sebagai media massa yang bersifat informatif dengan sajian berita jurnalistik berkualitas.
Ditambah lagi di tahun 2018, teknologi internet pun semakin berkembang mendukung teman-teman dalam menjangkau radio, bahkan teman-teman juga bisa mengembangkan radio berbasis streaming tanpa harus menggunakan pemancar.
Sekarang hidup-mati radio ada di tangan teman-teman.
Apakah jurnalisme radio akan tetap hidup sebagai sajian konten yang informatif, atau radio hanya sebatas 'teman dengar' ?
PUSTAKA:
- Damarstuti, R. (2012). Media relation -- konsep, strategi dan aplikasi. Yogyakarta, Indonesia: ANDI Yogyakarta.
- Dubber, A. (2013). Radio in the digital age. Cambridge, Inggris: Polity Press.
- Herweg, G & Herweg, A. (2004). Revolusi pemasaran radio. Jakarta, Indonesia: Kantor Berita Radio.
- Komisi Penyiaran Indonesia. (2018). Sejarah singkat perkembangan radio. Diakses dari https://kpi.go.id/index.php/id/umum/38-dalam-negeri/34250-sejarah-perkembangan-radio
- Romel Tea. (2015). Prinsip dasar jurnalistik radio. Diakses dari https://www.romelteamedia.com/2015/08/prinsip-dasar-jurnalistik-radio.html
- Romel Tea. (2016). Radio masih jadi sumber informasi. Diakses dari https://www.romelteamedia.com/2016/05/radio-masih-jadi-sumber-informasi.html
- Mazrieva, E. (2017). Kampanye radio sukses terus apa. Diakses dari https://www.voaindonesia.com/a/kampanye-radio-sukses-terus-apa/4159938.html
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI