Kehidupan umat di pedalaman sangat dipengaruhi oleh urusan mencari makan dan bertahan hidup. Hal ini berpengaruh juga pada kehidupan iman umat. Pergi ke gereja dan mengikuti semua kegiatan paroki itu adalah sesuatu yang nomor dua. Hal demikian hanya dilihat sebagai pekerjaan bagi mereka yang sudah kaya yang tidak perlu lagi bekerja keras seperti mereka yang bekerja sebagai penoreh karet, penambang emas yang bekerja hari itu untuk membeli keperluan makan minum hari esok.
Semua program yang berkaitan dengan pembinaan iman umat kurang mendapat perhatian dari umat sendiri. Lain halnya bila program yang berkaitan dengan isu ekonomi, umat mau ikut berpartisipasi karena itu akan memberi dampak ekonomi bagi kehidupan mereka.
Menjadi tantangan bagi para pastor dan pelayan pastoral lainnya untuk menanamkan dalam diri umat bahwa kehidupan menggereja itu harus menjadi sesuatu yang sangat fundamental dalam kehidupan, tidak peduli apaka mereka kaya atau miskin. Kehidupan menggereja itu adalah hak dan tanggung jawab semua orang tanpa terkecuali. Bukan setelah kaya baru aktif hidup mengereja atau tunggu sudah tidak bisa bekerja di ladang atau mendulang emas baru mau pergi ke gereja. Sakali lagi ini menjadi tugas yang berat pagi para pelayan pastoral untuk membatinkan ajaran iman dalam diri umat agar kehidupan umat sungguh digerakkan oleh semangat Kristus.
 Â
Kepustakaan
Â
Departemen Dokumentasi dan Penerangan Konferensi Wali Gereja Indonesia, Buku Petunjuk Gereja Katolik Indonesia, Bogor: Pecetakan Grafika Mardi Yuana, 2021.Â
Â
Komisi kerasulan awam, Bahan Pengembangan Kerasulan Awam, Jakarta: GM. Grasindo, 1994.
Â
Siuwarjaya, Afra, Membangun Gereja Indonesia 2, Yogyakarta: PT. Kanisius, 1986.