Dalam cinta antara aku dan Liyan tidak pernah sepihak, melainkan aku dan Liyan sama-sama saling mencintai. Cinta tersebut adalah pengenalan terus-menerus kesadaran Aku dan kesadaran akan eksistensi Liyan. Cinta tidak lagi berdasarkan egoisme (aku yang patut dicintai) dan menghancurkan yang lain/Liyan (yang tidak layak dicintai). Dengan kata lain lepas dari identifikasi diri atau berelasi dengan orang lain tanpa ego atau tanpa diri.[21]  didorong untuk memiliki identitas diri yag semu merupakan penyangkalan akan kehadiran aku yang lain dalam diri liyan.
Â
Â
Daftar Pustaka
Sumber utama
Riyanto, Armada.Relasionalitas, Filsafat Fondasi Interpretasi: Aku, Teks, Liyan, Fenomen.. Yogyakarta: Kanisius
 Sumber penunjangÂ
 Bram, Ajahn. Si Cacing dan Kotoran Kesukaannya 2. Jakarta: Awareness Publication. 2011.
 Mckinnon, Harvey and Jamal, Azim. The Power of Giving. Jakarta: Ufuk Publising House. 2011
 Riyanto, Armada. Menjadi Mencintai, Berfilsafat Teologi Sehari-hari. Yogyakarta: Kanisius, 2013.
 Aku dan Liyan, Kata Filsafat dan Sayap. Malang: Widya Sasana Publication. 2011Â