Mohon tunggu...
ANDREAS SUPRONO
ANDREAS SUPRONO Mohon Tunggu... Guru - Menyukai Pendidikan, Sains dan Teknologi

Melihat dengan hati

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

LMS Moodle di Kurikulum Merdeka

27 Juni 2024   11:00 Diperbarui: 27 Juni 2024   14:47 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dapat dimanfaatkan untuk membangun modul pembelajaran. Pada menu lesson, guru dapat membangun modul untuk pembelajaran, bisa diatur sedemikian rupa baik kontennya bisa disesuaikan dengan prinsip diferensiasi pembelajaran misalnya ada yang berbentuk text, ada yang berbentuk video, atau bentuk bentuk yang lain, ataupun settingan waktu dan progres murid dalam belajarnya. 

Moodle mempunyai banyak menu pengaturan untuk keperluan ini. Dan juga mendukung kegiatan proyek, yang merupakan sepertiga aktivitas pada Kurikulum Merdeka ini.

Karena guru juga adalah seorang 'petani', maka jangan lupa prinsip menghamba pada murid, seperti juga pak Tani yang menghamba pada padinya. Maka ketika menyiapkan konten di LMS beserta pengaturannya, kepentingan yang paling utama tidak lain dan tidak bukan adalah kepentingan murid, 'padi' yang hendak dioptimalkan pertumbuhannya.

Membangun LMS moodle

Tidak adil jika tidak saya sertakan teknis membangun LMS moodle. Maka untuk tahap persiapannya, sediakan server yang lumayan handal, server bekas kegiatan UNBK bisa dimanfaatkan. Lalu instali dengan aplikasi server lokal, di sekolah saya menggunakan aplikasi xampp yang open source, bisa didownload di sini: https://www.apachefriends.org/download.html . 

Setelah itu mendownload aplikasi moodle yang juga open source di: https://download.moodle.org/ lalu instal di aplikasi xampp tadi. Untuk langkah detailnya bisa browsing di internet, sangat banyak tutorialnya. 

Setelah itu tinggal pilihan dari sekolah saja, akan hanya dimanfaatkan di jaringan lokal, atau dapat diakses di rumah oleh murid. Jika supaya dapat diakses di rumah (tidak hanya di sekolah), maka ada langkah tambahan yaitu 'dijalurkan' lewat mikrotik (yang menggunakan mikrotik) dan harus mempunyai IP publik.

 Saran saya, lebih baik pilih yang kedua, supaya bisa diakses murid di manapun dan kapan pun. Segi positifnya menggunakan server lokal (dengan jaringan lokal), tanpa ada internetpun, aplikasi LMS moodle dengan server lokal dapat digunakan di sekolah, dan lebih cepat dalam koneksinya.

Dari segi keamanan, LMS moodle dilengkapi dengan aplikasi Safe Exam Browser (SEB), di mana dengan aplikasi ini layar murid dapat terkunci, sehingga ketika ujian berlangsung, murid tidak bisa membuka apapun, seperti sambil browsing internet, tidak dapat copy-paste, dan mengurangi tingkat kecurangan murid. SEB dapat didownload di https://safeexambrowser.org/download_en.html , dan juga open source. 

Di sekolah saya telah dimanfaatkan untuk ujian sumatif, baik itu Penilaian Tengah Semester (PAS), Penilaian Akhir Semester (PAS), Penilaian Akhir Tahun (PAT), Tes Penjajakan Hasil Belajar Siswa (TPHBS, untuk kelas XII), dan Ujian Sekolah (USEK, juga untuk kelas XII). Pelaksanaan ujian ujian tersebut dapat berjalan dengan lancar.

Dukungan sekolah dan peran aktif semua guru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun