Mohon tunggu...
Andreas Neke
Andreas Neke Mohon Tunggu... Guru - Pegiat media sosial

Andreas Neke lahir di Sobo (Mangulewa) pada 08/03/80. Pendidikan Dasar di SDI Waruwaja. Pendidikan Menengah di SMPN 2 Bajawa dan SMAN Bajawa. Selanjutnya ke Seminari KPA St. Paulus Mataloko (2 tahun) , dan Pendidikan Calon Imam Kapusin (OFM Cap) di Sibolga (1 tahun), Parapat (1 tahun) , Nias (1 tahun), STFT St. Yohanes Pematangsiantar (4 tahun), TOP di Paroki St. Fransiskus Xaverius Ndondo (10 bulan), serta Pasca Sarjana (2 tahun). Pernah mengajar di SMA St. Clemens Boawae (2010-2017). Saat ini mengajar di SMK Sanjaya Bajawa. Aktif menulis opini di HU Flores Pos. Sudah menulis 2 buah buku yang berjudul REMAJA DAN PERGUMULAN JATI DIRINYA dan IMAN YANG MEMBUMI. Tinggal di Padhawoli, Kel. Trikora, Bajawa, Flores, NTT.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pesta Reba dan Unitas yang Dirindukan

15 Januari 2025   07:30 Diperbarui: 15 Januari 2025   13:40 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Reba di Kampung Bokua, Bajawa, Jumat (10/2/2023). | DOKUMEN DINAS PARIWISATA NGADA

Aneh rasanya dalam momen dan tempat istimewa ini ada kepalsuan dan kepura-puraan. Nasi dan daging dapat dimakan, moke (tuak) dapat diminum, nyanyian dapat dilantunkan dengan merdu, tetapi di dalamnya tersirat dendam untuk melanjutkan permusuhan melalui cara-cara yang tidak terpuji, bahkan melalui jalur hukum sipil yang memakan banyak waktu dan energi.

Sudah saatnya kembali ke ajaran dan pola hidup bijak leluhur agar menggunakan momen Reba secara tepat dan bijak pula. Semuanya akan terwujud bila masing-masing pihak dapat kembali ke ajaran pokok leluhur masyarakat Ngada yang terkenal ramah dan cinta damai.

Kiranya pesta Reba tidak sekedar menjadi pesta tahun baru yang berbau sekular, tetapi lebih dari itu untuk kembali ke ajaran pokok kehidupan para leluhur, agar kemudian terwujud kehidupan bersama dalam sa'o, klan, dan sub klan yang harmonis satu sama lain. Intinya adalah kesatuan dan persaudaraan, serta cinta dan belas kasih antara manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun