Beberapa kutipan di atas hendak mengatakan satu hal bahwa sistem politik Indonesia dewasa ini lebih bercorak kakistokrasi. Kita bisa mencermati realitas ini dalam praksis politik negara ini dalam beragam tingkatannya, baik pusat maupun daerah.
Sistem politik yang terjadi justru telah melahirkan orang-orang buruk, tidak memenuhi syarat, dan tidak bermoral (bdk. Ensiklopedia Universitas STEKOM). Memang harus disadari bahwa tidak semua orang yang dihasilkan oleh sistem politik kita adalah orang-orang buruk, tidak memenuhi syarat, dan tidak bermoral.
Namun demikian, kita juga tidak dapat mengingkari bahwa tidak sedikit juga orang yang dihasilkan dari sistem yang buruk ini adalah orang-orang buruk, tidak memenuhi syarat, dan tidak bermoral.
Dapat kita bayangkan efeknya jika dalam semua lembaga negara ini ada saja orang-orang buruk, tidak memenuhi syarat, dan tidak bermoral. Maka yang terjadi adalah ketidakpercayaan dan apatisme publik kepada lemgaba-lembaga tersebut.
Namun demikian, publik juga tidak dapat menutup fakta bahwa mereka juga telah terlibat secara aktif dan sadar untuk melahirkan orang-orang buruk, tidak memenuhi syarat, dan tidak bermoral, karena mereka telah memilih mereka dengan aktif dan sadar ke dalam lembaga-lembaga negara.
Ini artinya bahwa sistem yang buruk harus berubah dari para pembuat sistem, orang-orang yang berada dalam sistem, dan masyarakat yang memilih orang-orang untuk berada dalam sistem tersebut. Jika kesadaran ini tidak muncul maka harapan akan perubahan dan kebaikan bersama hanya menjadi angan-angan tanpa kenyataan.
Harapan kita supaya negara ini secara perlahan namun pasti dapat bergerak maju ke arah yang lebih baik. Harapan kebaikan ini akan terwujud jika semua kita sebagai warga negara memiliki niat baik untuk berubah dan mau juga berubah secara bersama dalam praksis hidup berpolitik.
Pada akhirnya mari kita bergerak dari sistem politik kakistokrasi ke sistem politik meritokrasi demi Indonesia yang lebih baik di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H