Mohon tunggu...
Andreas Neke
Andreas Neke Mohon Tunggu... Guru - Pegiat media sosial

Andreas Neke lahir di Sobo (Mangulewa) pada 08/03/80. Pendidikan Dasar di SDI Waruwaja. Pendidikan Menengah di SMPN 2 Bajawa dan SMAN Bajawa. Selanjutnya ke Seminari KPA St. Paulus Mataloko (2 tahun) , dan Pendidikan Calon Imam Kapusin (OFM Cap) di Sibolga (1 tahun), Parapat (1 tahun) , Nias (1 tahun), STFT St. Yohanes Pematangsiantar (4 tahun), TOP di Paroki St. Fransiskus Xaverius Ndondo (10 bulan), serta Pasca Sarjana (2 tahun). Pernah mengajar di SMA St. Clemens Boawae (2010-2017). Saat ini mengajar di SMK Sanjaya Bajawa. Aktif menulis opini di HU Flores Pos. Sudah menulis 2 buah buku yang berjudul REMAJA DAN PERGUMULAN JATI DIRINYA dan IMAN YANG MEMBUMI. Tinggal di Padhawoli, Kel. Trikora, Bajawa, Flores, NTT.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mematri Kasih, Meraih Prestasi (Tinjauan Biblis-Teologis)

29 Mei 2024   15:26 Diperbarui: 29 Mei 2024   15:33 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRVxx4bUbtFKuponcjc4ZnNjdkKwkhCcJf-3g&sInput sumber gambar

              Perjanjian Baru menggambarkan kasih dalam Allah yang mengasihi manusia. Ini tampak dalam diri Yesus. Yesus adalah penampakan kasih Allah yang menyembuhkan, menerima orang berdosa, dan menjadi sahabat untuk semua orang. Ini menggambarkan tindakan Allah yang menyelamatkan. Penyelamatan ini menunjuk Allah yang mengasihi manusia.

 

              Puncak penyelamatan diri Allah dalam diri Yesus tampak dalam peristiwa Salib. Salib menjadi klimaks dimana Allah telah menunjukkan dan membuktikan cinta-Nya kepada manusia. Dalam Salib Allah telah menyerahkan semua untuk semuanya tanpa reservasi bagi diri-Nya sendiri. Dengannya peristiwa Salib menjadi puncak segala perwujudan cinta Allah bagi segenap umat manusia.

 

              Dengan demikian mematri kasih harus berakar pada sifat Allah yang mengasihi. Sejatinya mematri kasih mengandung kesediaan untuk berkorban dan menanggung penderitaan. Mematri kasih seharusnya bermula dari inisiatif yang bersifat spontan (bukan karena apa/sesuatu) dan harus tampak dalam aksi/tindakan menyelamatkan. Di sana ada pemberian diri yang total untuk meraih sesuatu yang baik dalam kehidupan.

 

              Mematri kasih sebagai seorang peserta didik berarti kesediaan untuk berkorban dan menanggung penderitaan. Anda bisa berkorban dan menanggung penderitaan dalam banyak hal. Dan ini bisa dimulai dalam hal-hal kecil.[2] Belajar ketika kebanyakan teman: tidur/ber-HP ria, bercerita/gosip, atau ke pasar; ke sekolah walaupun kebanyakan teman ke kampung untuk prosesi adat, berpesta pada pesta nikah atau sambut baru, dll. Dengan sikap mau berkorban dan menanggung derita ketika kebanyakan teman menikmati kesenangan dan kenikmatan sesaat, pada akhirnya akan memampukan Anda untuk meraih hasil positif karena pengorbanan dan penderitaan yang telah Anda berikan.

 

             

 

Meraih Prestasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun