Mohon tunggu...
Andreas Neke
Andreas Neke Mohon Tunggu... Guru - Pegiat media sosial

Andreas Neke lahir di Sobo (Mangulewa) pada 08/03/80. Pendidikan Dasar di SDI Waruwaja. Pendidikan Menengah di SMPN 2 Bajawa dan SMAN Bajawa. Selanjutnya ke Seminari KPA St. Paulus Mataloko (2 tahun) , dan Pendidikan Calon Imam Kapusin (OFM Cap) di Sibolga (1 tahun), Parapat (1 tahun) , Nias (1 tahun), STFT St. Yohanes Pematangsiantar (4 tahun), TOP di Paroki St. Fransiskus Xaverius Ndondo (10 bulan), serta Pasca Sarjana (2 tahun). Pernah mengajar di SMA St. Clemens Boawae (2010-2017). Saat ini mengajar di SMK Sanjaya Bajawa. Aktif menulis opini di HU Flores Pos. Sudah menulis 2 buah buku yang berjudul REMAJA DAN PERGUMULAN JATI DIRINYA dan IMAN YANG MEMBUMI. Tinggal di Padhawoli, Kel. Trikora, Bajawa, Flores, NTT.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Remaja dan Identitasnya sebagai Pria dan Wanita

25 Mei 2024   09:13 Diperbarui: 26 Mei 2024   10:09 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Identitas Remaja Pria dan Wanita

 

              Remaja dalam proses individuasinya mengalami bahwa dirinya harus berhadapan dengan sesama jenis lain (pria/wanita). Kenyataan ini menimbulkan sebuah persoalan yang serius. Di satu sisi ada perasaan malu (malu-malu kucing) dan di sisi lain ada daya tarik dan pesona yang mengundang untuk menyapa dan mendekatinya. Pada kenyataan yang demikian, perlulah disadari bahwa realitas daya tarik ini terbatas pada ketertarikan pesona fisik. Seorang pria tertarik kepada seorang wanita karena "anu-nya" atau karena "ono-nya" semata (cantik atau ganteng).

 

              Kualitas ini tentu sangatlah dangkal dan terbatas untuk mengartikannya sebagai sebuah ungkapan cinta. Ini bertalian langsung dengan gejala fisik dan gejolak psikologis yang melekat dalam diri remaja pria dan wanita. Oleh karena itu kita perlu memahami kedua realitas ini (biologis-psikologis) secara baik dan benar.

 

              Pertama-tama harus dipahami bahwa pria dan wanita berbeda satu sama lain, baik dari aspek biologis maupun aspek psikologisnya. Kita tahu dan dapat menyebut perbedaan fisik-biologis tersebut, sedangkan dari aspek psikologis perbedaan itu menyangkut cara berpikir, perasaan, alur dan selera seks, serta sikap dan tindakan.

 

Perbedaan ini melahirkan daya tarik untuk menyatu satu sama lain, dan di sisi lain melahirkan beragam pertanyaan yang mesti segera dijawab. Bila tidak, seorang remaja cenderung larut dalam khayalan dan fantasi yang berkepanjangan sehingga dapat menghabiskan banyak waktu dan energi untuk sesuatu yang jelas-jelas tak berguna sama sekali. Ini tentunya akan sangat merugikan diri remaja dan dapat pula mengancam masa depannya.

 

              Realitas perbedaan ini juga kerap menimbulkan cemoohan dan bahan ejekan. Atau yang lebih ekstrem lagi, seorang remaja bahkan menjadi minder dengan realitas dirinya sendiri. Bila hal inilah yang terjadi, kiranya perlu sebuah penyadaraan yang baru akan realitas diri agar dapat berkembang dan bertumbuh lebih harmonis dan matang menuju kedewasaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun