- ROMO GUSTI dan MAMA SINDY -
"SELIBAT-MENIKAH" DAN PERGAULAN YANG SEHAT
Â
Tulisan ini merupakan lanjutan dari ulasan pertama saya tentang "Romo Gusti dan Mama Sindy, Gereja Akan Ditinggalkan". Tulisan ini pertama-tama adalah wujud cinta yang mendalam kepada Gereja dan Hirarki.
Tidak ada maksud terselubung selain sebagai sebuah curahan isi hati untuk belajar bersama sebagai Umat Allah, entah sebagai hirarki maupun awam, agar di masa depan Gereja dapat meminimalisasi kasus yang menodai Gereja yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik.
Kita kembali ke kasus yang menimpa Romo Gusti dan Mama Sindy. Berdasarkan hasil klarifikasi Romo Gusti maupun suaminya, terdapat kesamaan perihal kedua belah pihak yang sudah dianggap seperti keluarga sendiri, sehingga sudah amat biasa berkumpul bersama.
Bagi saya secara pribadi, hasil klarifikasi keduanya menunjukkan ada sesuatu yang salah. Kesalahan itu yang kemudian berujung pada dugaan "skandal" yang menodai wibawa Gereja lokal maupun Gereja Universal.
Selibat-Menikah
Selibat (tidak menikah) dan menikah merupakan panggilan. Keduanya dipanggil menuju kekudusan hidup. Selibat dipanggil menjadi kudus lewat hidup tidak menikah. Dalam "status tidak menikah" ini mereka berjuang untuk hidup suci demi memperjuangkan Kerajaan Allah.
Sebaliknya seorang awam, melalui "status menikah" mereka berjuang menjadi kudus dalam seluruh pergumulan hidup mereka di tengah dunia.
Saya mengulangi pernyataan ini, "Selibat bukan sekedar tidak menikah, tetapi yang lebih mendasar adalah menjaga kemurnian selibat". Kalau sekedar tidak menikah, maka di tengah masyarakat teramat banyak orang yang tidak menikah dengan beragam alasan.