Menentukan Tujuan
Perkembangan tujuan kurikulum terutama ditentukan oleh teori dan filsafat pendidikan serta model kurikulum  yang dipilih. Bagi pengembang kurikulum akademik, penguasaan berbagai konsep dan teori  yang tercermin dalam disiplin ilmu merupakan sumber informasi utama. Kurikulum yang "berorientasi disiplin" berbeda dengan kurikulum pengembang pada model humanistik, yaitu kurikulum yang  lebih "berpusat pada anak", yaitu lebih fokus pada pertumbuhan pribadi peserta didik.
Oleh karena itu, sumber informasi utama untuk mengembangkan tujuan tentu saja adalah siswa itu sendiri. Hal itu ada hubungannya dengan perkembangan minat dan bakat Anda serta kebutuhan untuk mempersiapkan Anda menghadapi kehidupan selanjutnya.
Menentukan Pengalaman Belajar
Pengalaman belajar mengacu pada aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Oleh karena itu, dalam pengalaman ini, kita harus bertanya "apa yang dilakukan atau telah dilakukan siswa" daripada "apa yang dilakukan atau telah dilakukan guru". Oleh karena itu, guru sebagai pengembang kurikulum perlu memahami  minat dan latar belakang siswanya.
Mengorganisasi Pengalaman Belajar
Ada dua jenis pengorganisasian pengalaman belajar. Pertama adalah pengorganisasian secara vertikal dan yang kedua adalah secara horizontal. Pengorganisasian secara vertikal adalah apabila menghubungkan pengalaman belajar dalam satu kajian yang sama dalam tingkat yang berbeda. Sedangkan pengorganisasian
secara horizontal adalah jika kita menghubungkan pengalaman belajar dalam bidang geografi dan sejarah pada tingkat yang sama. Kedua hubungan ini sangat penting dalam proses mengorganisasikan pengalaman belajar.
Evaluasi
Proses evaluasi merupakan langkah penting dalam memperoleh informasi mengenai pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Sebab, evaluasi memungkinkan kita  menentukan apakah kurikulum yang digunakan  sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai sekolah.
Ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan ketika mengevaluasi.