Periode Ketiga (1192-1291 M)
Pada periode ini perang salib Dikomandani oleh Ferederick III yang berasal dari Jerman yang pada saat itu membawa pasukan sebanyak 200.000 orang. Tepat pada tahun 1190 datanglah raja Kristen Eropa dari Inggris yang bernama Richard, dia dijuluki “berhati singa” karena dikenal sangat kejam dan pernah membunuh 3000 orang tawanan islam.
Kali ini tentara salib menggunakan strategi dengan membebaskan mesir terlebih dahulu sebelum mereka menyerang palestina. Alasan mereka berganti strategi, karena pada perang-perang sebelumnya mereka gegabah dalam menyerbu Yerussalem. Mereka beranggapan bahwa dengan melepaskan mesir mereka bisa mendapat bantuan dari orang Kristen koptik.
Sultan Salah al-Din yang menjadi lawan Richad yang berhati singa begitu baik. Ketika Richard sedang menderita sakit, Salah al-Din malah mengobatinya dan memberikan makanan untuk kebutuhan Richarcd.
Di tahun 1219 M, tentara salib berhasil menduduki kota Dimyat. Dimana saat itu raja Mesir ke empat sempat membuat perjanjian dengan Frederick. Dimana isi dari perjanjian itu, bahwa Ferederick bersedia untuk melepaskan kota Dimyat, sementara Raja Mesir akan melepaskan Palestina. Serta Frederick menjamin keamanan dari kaum muslim yang berada di Palestina dan tidak akan mengirimkan bala bantuan kepada tentara salib.
Pada perkembangan selanjutnya, Palestina berhasil direbut kembali oleh pasukan muslim di tahun 1227 M, pada masa pemerintahan al-Malik as-Shalih.
Berakhirnya perang salib yang berlangsung hampir dua abad ini banyak memberikan sumbangsih kepada dunia barat atau eropa. Perang ini menjadi penghubung antara dunia barat dan timur untung mengenal islam secara lebih jauh. Dimana islam pada saat itu sudah maju dalam beberapa aspek. Bangsa barat melihat dan menyadari adanya kemajuan dalam ilmu pengetahuan, hal ini yang menjadi pendorong untuk mereka bisa berkembang dalam intelektual dan tata kehidupannya.
Bangsa Barat atau Eropa setelah berakhirnya perang ini melakukan interaksi perdagangan, yang sebelumnya mereka tidak pernah melakukan interaksi perdagangan. Tidak dapat dipungkiri dengan adanya interaksi ini pembauran peradaban pun terjadi begitu saja. Adanya perang ini mempercepat transformasi perekonomian mereka. Bahkan sesat pulang para tentara salib membawa permadani, karpet dan berbagai jenis kain.
Dengan adanya perang salib ini, menjadi sarana untuk bangsa eropa mempelajari ilmu pengetahuan. Mereka banyak belajar, mulai dari ilmu pengetahuan, perekonomian, sastra, ilmu militer, pemerintahan, pelayaran dll. Dimana mereka membawa ilmu ini ke negara mereka dan terjadilah transformasi budaya dan peradaban dari wilayah Timur ke Barat.
Selain itu mereka tertarik dalah hal seni dan budaya dari timur. Seperti pintu masjid di Al-Nashir yang diambil dari gereja akka.
Selain membawa hal-hal yang berdampak positif, ternyata ada juga dampak negatif yang ditimbulkan dari perang ini. Seperti munculnya stereotipe negatif tentang islam. Norman Daniel dalam Islam and the West: The Making of an Image (1966) yang isinya menggambarkan bagaimana pandangan orang barat terhadap islam, yang berdasarkan sumber-sumber eropa.