Mohon tunggu...
Andrea Dinurul Aeni
Andrea Dinurul Aeni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Pendidikan Sejarah

Sejarah merupakan guru yang paling baik dalam kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Buntut dari Perang Salib dalam Dunia Islam dan Eropa

15 Desember 2021   15:31 Diperbarui: 15 Desember 2021   15:38 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Adanya keinginan bangsa barat untuk menguasai perekonomian di kawasan barat dan timur

Faktor ekonomi ini menjadi salah satu pemicu adanya perang salib, karena masyarakat eropa atau bangsa barat seringkali mendapat tekanan dan kewajiban harus membayar pajak dari kerajaan dan gereja. Mengingat kawasan laut tengah yang menjadi sentral perdagangan di barat dan laut yang sangat strategis bisa membuka dan mengembangkan perdagangan. Hal ini lah yang memotivasi mereka.

Lemahnya persatuan umat islam 

Hal ini mendukung terjadinya perang salib. Karena sebelum terjadinya perang salib Bani Saljuk yang kehilangan kekuatan akibat meninggalnya Malik Syah. Serta adanya perebutan daerah Syiria yang dilakukan oleh Bani Saljuk dan Bani Fatimiyah sehingga terjadinya permusuhan yang berkepanjangan.

Perang salin atau (Holy War) terjadi pada renatng waktu 1096 sampai 1291 dan berlangsung hampir dua abad lamanya. Jika kita lihat perang salib secara umum terbagi menjadi 3 periode, diantaranya:

Periode Pertama (1096-1144 M) 

Berawal dari fatwa serta seruan Paus Urbanus II, pasukan salib pun bergegas untuk mempersiapkan diri dan melakukan perlawanan terhadap pasukan militer islam. Mereka berkumpul di Konstantinopel dan sejak saat itu perang salib pertama di mulai. Dibawah pimpinan Raymond dari Toilose tentara salib berhasil mengalahkan tentara militer islam saljuk.

Perjalanan tentara salib di periode pertama ini bisa dibilang cukup melelahkan. Sampai akhirnya mereka berjalan ke arah selatan dan melewati kota Ramalah yang sudah ditinggalkan oleh penduduk setempat. Kota itu dijadikan sebagai daerah kekuasaan bangsa latin yang pertama di Palestina. Pada tanggal 07 Juli 1099 sekitar 40.000 tentara salib tengah bersiap siaga diluar benteng Yerussalem untuk merobohkannya. Pada saat itu yang mereka kepung adalah pasukan mesir yang diperkirakan jumlahnya 1000 orang. Pengepungan yang dilakukan tentara salib berlangsung hampir satu bulan. Kemudian tepat pada 15 Juli, kaum Frank berhasil menggempur kota, meluluh-lantakkan semua yang ada disana, termasuk penduduk sekalipun.

Periode Kedua (114-1192 M)

Paus Eugenius III yang mengawali berkobarnya perang salib untuk yang kedua klainya. Hal ini disambut baik oleh raja Perancis Louis VII dan raja Jerman Conrand II. Alasan kedua raja menyambut baik akan diadakannya perang salib yang kedua, karena mereka merupakan para pemimpin kaum frank yang akan merebut kota Damaskus Suriah. Sayangnya mereka terhalang oleh Nur al-Din Zanki yang merupakan putra dari Imad al-Din Zanki yang sangat cerdik. Kedua raja yang berniat merebut Damaskus Suriah tersebut mengalami kekalahan dan pulang ke negara masing-masing.

Pasca dari pertempuran ini kedua pasukan, baik islam maupun tentara salib mengalihkan perhatian mereka menuju Dinasti Fatimiyyah Mesir. Kedua pasukan ini memanfaatkan konflik yang berkepanjangan pada Dinasti Fatimiyyah pada saat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun