Mohon tunggu...
FIRITRI
FIRITRI Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis, Penulis Mojokerto, Blogger dan Pembawa Acara yang tertarik dalam Human Interest, Budaya serta Lingkungan

Penulis, Penulis Mojokerto, Blogger dan Pembawa Acara yang tertarik dalam Human Interest, Budaya serta Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jenderal Kudis di Mojokerto (PETA)

15 Februari 2021   05:56 Diperbarui: 15 Februari 2021   06:47 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"JAN***......aku dibayar, rek...Oleh Gaji Menteri!" Ucap Moestopo saat menerima gaji seorang menteri. Besarnya 700 Gulden (setara 70 juta lah kalau sekarang) .......*Tadi saya cerita, gaji komandan Batalyon adalah 9 Gulden setara 10 juta...sekarang 700 Gulden kok setara 70 juta? Itu karena setelah Merdeka kita mengalami hiperinflasi...jadinya nilai mata uang Gulden terpuruk....

Gaji ini dihabiskan Moestopo untuk "ngeramut" mensejahterakan jajaran pasukannya. Kesayangannya adalah Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP). Gaji itu adalah Gaji Menteri pertama dan terakhir karena Desember Gajinya menjadi 650 Gulden karena jabatannya sebagai Dewan Pertimbangan.

Sama juga..habis untuk "ngeramut" jajarannya.

Singkat cerita....pertempuran pecah. Banyak korban dan rumah sakit Simpang (Plaza Surabaya) penuh. Moestopo sering mengadakan kunjungan di sana. Salah satunya ada kejadian aneh yang pernah saya ceritakan, Anggota TRIP yang koma karena luka-lukanya, diobati dengan treatment tembakan di dekat kepala oleh Moestopo.

Sang anak langsung bangun ketakutan dikira akan ditembak kepalanya oleh Moestopo dan langsung sembuh.....

Hasil akhir...Kita kalah bertempur melawan Inggris. Mundur ke Sidoarjo dan Mojokerto. Dulu saya pernah bercerita tentang Moestopo ketika   Moestopo memasukkan pistol Luger-nya ke mulut seorang pemuda yang mencibir perjuangan TRIP.  Gigi yang rompal dioperasi dan dibetulkan oleh Moestopo sendiri (maklum dokter gigi)

Sampailah ke Mojokerto.......Garis pertahanan di sini.
Dengan enaknya Moestopo menunjuk bangunan-bangunan sebagai markas pasukan (Nah inilah mengapa bangunan di Gajah Mada ini ada yang milik TNI-AD). Kelak akan dibayar semua oleh Bung Karno melalui Konferensi Meja Bundar 1949.

"Wis, Enggon ono rek...miliho (Sudah, kamu tempati, rek...pilih sendiri)!" kata Moestopo saat sampai di Mojokerto.

Mojokerto, Februari 1946...Garis pertahanan harus di jaga di Mojokerto.......persediaan mulai menipis...Uang hasil merampok bank belanda (Escompto---sekarang Mandiri Kembang Jepun) untuk dana pertempuran 10 Nopember sudah habis. Gaji Moestopo telat....Sumbangan dari Masyarakat tidak cukup.

Dipakailah teknologi pengawetan Ikan....dengan garam..Ikan Asin..Peda!!.

Nah..pengasinan ikan peda kan ikan dikasih garam 30% (agar bakteri lactobacillus saja yang hidup) selama 5 hari. Karena pertempuran...kontrol 5 hari sulit...bisa lebih 7-810 hari ..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun