Mohon tunggu...
FIRITRI
FIRITRI Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis, Penulis Mojokerto, Blogger dan Pembawa Acara yang tertarik dalam Human Interest, Budaya serta Lingkungan

Penulis, Penulis Mojokerto, Blogger dan Pembawa Acara yang tertarik dalam Human Interest, Budaya serta Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sungai Brantas Dirusak Kolonial?

20 November 2020   06:40 Diperbarui: 20 November 2020   06:49 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Dok. pribadi
Dok. pribadi
Dok. pribadi/ (Sumber: )
Dok. pribadi/ (Sumber: )
Mojokerto adalah tempat dengan banyak kisah. Tetapi masih banyak orang yang tidak mengenal kisah Mojokerto. Dulu, Maestro Afandi yang getol mengumpulkan tempat-tempat ikonik untuk diangkat dalam lukisannya tidak pernah singgah ke Mojokerto.
Mojokerto dianggap tidak menarik. Keberadaan Trowulan hanya dianggap jalur cepat sekedipan mata lewat untuk segera sampai ke Surabaya atau tempat tujuan lainnya.

Saat ini banyak tempat-tempat baru yang dieksplor dan menjadi instagramable. Berfoto dan dipamerkan untuk media sosial. Serta merta akan ramai saat itu juga dan hilang di kemudian hari. Keberlanjutan tempat tersebut tidak trerjaga karena hanya foto. Tidak ada kisah.
Jika kita tahu Gunung Penanggungan dengan ratusan situs penting dengan ceritanya.........ahli tentang cerita dan data Gunung hebat tersebut bukan dimiliki orang Mojokerto melainkan Pak Hadi Sidomulyo orang bule Inggris. Ironis ya...

Nah.........

.sekarang sudah ada akses tol trans Jawa. Memang Mojokerto terdapat 2 exit tol. Tetapi jika tidak ada yang menarik dari Mojokerto, pasti akan semakin sepi dan dilupakan. Tempat hebat yang tersembunyi.

Inilah yang membuat saya selalu mencari cerita di sekita Mojokerto. Saya kan lahir dan besar di Mojokerto sekarang juga mengabdi di Mojokerto.
Sekarang saya berfoto di Sluis (Saluran Air) Mlirip saya melihat perbandingan dengan keadaan saat 1920 dari KITLV....Tidak jauh beda. Banyaaaaak orang yang mendewa-dewakan Belanda yang dianggap hebat dalam mengelola air.

Ini dilihat dari bangunan Rolak Songo, Sluis Mlirip dan bangunan lainnya. Alasannya Belanda letak negerinya adalah di bawah permukaan air sehingga tertempa oleh alamnya, jadi pasti hebat dalam mengelola air....

Tidak semudah itu Bung....ini Mojokerto......
Nah...begini ceritanya.

Sungai Brantas itu adalah sungai besar....di Jawa juga mirip sungai-sungai Sumatera dan Kalimantan. Dari Batu sumber Brantas memutari gunung, aliran ke arah Malang....menuju Blitar...kemudian Tulungagung. Pada Blitar dan Tulung agung, aliran ini ada yang bermuara di pantai selatan.
Yang bermuara ke selatan ada, sebagian besar berputar lagi menuju kediri....Jombang, Mojokerto, Sidoarjo dan Surabaya hingga ke ujung.

Duluuuuuu, Sungai Brantas yang di Mojokerto ini besaaar sekali. Hampir 3km. Lebar ya. Bahkan Pabrik Ajinomoto sekarang ini, dulu adalah wilayah sungai juga. Brantas yang luaas.

Lalu, Brantas terus berkelok-kelok membentuk cabang ke Kali Surabaya yang menjadi Kali Mas, cabang lainnya adalah ke arah Pasuruan. berkelok-kelok ya........Sekitarnya banjir? memang alami makanya tidak ada yang menempati dekat sungai. Jika ada ya tidak terlalu dekat. Jika masih banjir? ada kebijakan Pemerintah..
Prasasti Kamalagyan di Krian jelas-jelas menunjukkan pemberdayaan masyarakat waktu itu. Prabu Airlangga membuat tanggul menahan banjir. Tanggul harus dirawat, pasti butuh biaya. Untuk lebih ekonomis biar masyarakat saja yang merawat,  nggak usah dibayar tapiiiiii,
Pembebasan pajak...ditulis di prasasti itu...beres ya..pikiran jaman itu sudah modern.

Berkelok-kelok , saya ulang-ulang ya......karena ini bagian penting yang jarang diketahui orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun