Mohon tunggu...
Andradika Fasya
Andradika Fasya Mohon Tunggu... Hoteliers - Hotlier yang suka nulis, hidup di Bali dan Brussels.... IG :@andfasya FB: Andadrika Fasya Syamun

hotelier yang suka nulis, hidup di Bali dan Brussels.... IG :@andfasya FB: Andadrika Fasya Syamun

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Ibu Tiga Zaman #part 2

11 Januari 2025   09:30 Diperbarui: 11 Januari 2025   09:30 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


       Pada tahun 1966 itu juga, walaupun kondisi negara masih carut marut, Pardjo dan Maryati menerima berkah besar dengan kelahiran seorang anak, bayi yang dikandung Maryati dari suami pertamanya. Namun, Pardjo dengan sepenuh hati menerima dan mencintai anak itu sebagai anaknya sendiri.

        Setelah proses persalinan yang melelahkan, Maryati berbaring di tempat tidur dengan bayi mungil di pelukannya. Pardjo duduk di sampingnya, memandang penuh cinta dan kebanggaan pada istri dan anak mereka. Maryati, dengan suara lelah namun bahagia, menoleh ke arah Pardjo dan bertanya, "Mas, siapakah nama yang baik untuk bayi perempuan ini?"

        Pardjo tersenyum lembut, matanya bersinar penuh kebahagiaan. Dia telah memikirkan nama yang indah selama beberapa waktu. Dengan suara penuh makna, dia menjawab, "Kita kasih nama Nurhayati saja, Dik. Artinya 'cahaya kehidupan'. Semoga dia membawa cahaya dan kehidupan yang lebih baik bagi kita."

"Nurhayati... nama yang indah sekali, Mas. Semoga dia benar-benar menjadi cahaya dalam kehidupan kita." Maryati tersenyum, matanya berkaca-kaca.

Dengan penuh kasih sayang, Pardjo membelai kepala kecil Nurhayati, melakukannya dengan penuh kelembutan. Di tengah kondisi yang sulit, kehadiran Nurhayati memberikan mereka harapan dan kebahagiaan yang baru. Bagi Pardjo dan Maryati, Nurhayati adalah simbol cinta, cahaya dan kehidupan masa depan yang cerah.


***

       Hari berganti hari, tahun berganti tahun, dan perlahan-lahan Indonesia mulai membenahi dirinya. Proses pemulihan dan perkembangan negara terasa nyata dalam berbagai sektor. Jalan-jalan diaspal, pasar-pasar mulai ramai dengan aktivitas, dan masyarakat merasakan perubahan yang positif.

       Saat itu, Nurhayati menginjak usia 7 tahun dan telah memulai perjalanan pendidikannya di sekolah dasar setempat. Senyum ceria selalu terpancar di wajahnya setiap pagi saat dia berangkat ke sekolah. Bagi Pardjo dan Maryati, melihat Nurhayati mengenakan seragam sekolah adalah kebanggaan yang tak terlukiskan, sebuah simbol dari masa depan yang lebih baik yang mereka impikan.

        Walaupun Pardjo tahu bahwa Nurhayati bukan anak kandungnya, rasa cinta dan sayangnya tidak sedikitpun berkurang. Dia merawat dan mencintai Nurhayati seolah-olah dia adalah darah dagingnya sendiri. Kebaikan hati Pardjo ini, membuat Maryati semakin mencintainya. Lelaki yang ditemuinya tanpa sengaja namun telah membawa begitu banyak kebahagiaan dan perubahan ke dalam hidupnya.

        Setiap pagi, sebelum berangkat ke pasar, Pardjo dengan setia mengantar Nurhayati ke sekolah dengan sepeda tuanya. Di sepanjang perjalanan, mereka bercanda dan tertawa, menikmati kebersamaan yang sederhana namun penuh makna. Pardjo selalu memastikan Nurhayati sampai dengan selamat dan memulai harinya dengan senyum, karena bagi Pardjo, kebahagiaan Nurhayati adalah yang terpenting. Maryati sering melihat mereka pergi bersama, Maryati sangat bersyukur memiliki Pardjo di sisinya. Cinta dan kebersamaan mereka adalah fondasi kuat yang membuat keluarga kecil mereka semakin harmonis di tengah perubahan dan perkembangan yang terjadi di sekitar mereka.

         Dari perkembangan dan perubahan ekonomi di Indonesia saat itu, Pardjo dan Maryati merasakan dampaknya. Perekonomian mereka pun mulai membaik, seiring dengan kemajuan yang terjadi di sekitar mereka. Saat Nurhayati lulus SMA, keluarga mereka telah memiliki dua kios di pasar yang menjual buah-buahan. Sementara itu, Maryati tetap berjualan di rumah, dan usahanya semakin berkembang dengan menjual kebutuhan rumah tangga, sayur-mayur, dan buah-buahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun