Mohon tunggu...
Andradika Fasya
Andradika Fasya Mohon Tunggu... Hoteliers - Hotlier yang suka nulis, hidup di Bali dan Brussels.... IG :@andfasya FB: Andadrika Fasya Syamun

hotelier yang suka nulis, hidup di Bali dan Brussels.... IG :@andfasya FB: Andadrika Fasya Syamun

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tiga Sekawan

4 Januari 2025   09:52 Diperbarui: 4 Januari 2025   09:58 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengingat kembali hari-hari awal di gym, aku tidak bisa tidak kagum pada seberapa jauh persahabatan kami telah berkembang. Apa yang dimulai sebagai pertemuan kebetulan telah berkembang menjadi sesuatu yang benar-benar luar biasa, ikatan persahabatan yang melampaui waktu dan usia. Aku tahu bahwa aku telah dipertemukan dengan teman-teman yang luar biasa seperti itu, teman yang telah menjadi keluargaku di Bali dan teman curhat, hangout, pokoknya kalian is the best lah!

Kami bertiga bersatu dalam deklarasi persahabatan, mengaku bahwa kita adalah bukan hanya sekadar teman yang berbagi momen-momen menyenangkan. Tetapi juga menjadi sahabat yang dipertemukan oleh takdir untuk menjadi teman di dalam tangis dan sedih. Seperti halnya malam itu, dibalik riuhnya dentuman musik di Atlas Beach Club, tersembunyi cerita lucu yang tak terlupakan di antara kita. Malam itu, di Atlas Beach Club yang penuh dengan sorotan lampu berwarna-warni dan dentuman musik yang menggema, Muharman, Alex, dan Aku merayakan persahabatan kami dalam kegembiraan dan kesenangan yang tak terlupakan.

Aroma harum vape, rokok, dan cocktail menyelimuti udara, menciptakan suasana yang terasa penuh warna dan energi. Setiap hembusan napas membawa campuran wangi yang menambah kemeriahan malam, membuat setiap momen bersama Muharman dan Alex semakin berkesan dan hangat.

Suasana yang hidup dan penuh warna membuat kami merasa lebih dekat, seolah-olah segala kesulitan sejenak menghilang dalam gelak tawa dan kebersamaan. Ah, luar biasa malam itu. Dalam keremangan yang dipenuhi musik dan cahaya, kami merasa seolah-olah waktu berhenti sejenak. Semua kekhawatiran dan stres hidup menghilang, tergantikan oleh tawa.

Saat aku duduk di area bar menikmati red wine, kemudian dilanjutkan minum  martini, dan cosmopolitan. Sementara, Alex memilih untuk mengamati suasana malam Atlas Beach Club, menikmati setiap detail dari keramaian dan dinamika sekelilingnya, tetapi pandangannya terus terarah pada seorang laki-laki paruh baya yang berkacamata, berkulit terang, berambut abu-abu yang menarik perhatiannya, seorang laki-laki yang memancarkan pesona yang penuh senyum hangat. Ketika musik menggema dan cahaya berkedip-kedip, Alex menemukan dirinya tertarik pada seorang lelaki paruh baya berkulit terang itu. Aku melihat Alex melangkah mendekati lelaki itu dan memulai percakapan.

Alex, dengan keberanian dan kehangatan khasnya, menarik perhatian lelaki paruh baya itu. Meskipun lelaki itu tampak terkejut dengan inisiatif Alex, dia menyambutnya dengan ramah. Aku pun terkejut melihat aksi Alex, ternyata dia benar-benar serius. Ah, dunia ini memang penuh dengan kejutan, jadi kita harus menikmati setiap momennya.

Dari tempat dudukku di bar, aku melihat Alex dengan lancar mengalirkan percakapan dengan lelaki paruh baya yang tampaknya berasal dari negara luar. Dalam percakapan yang mengalir lancar, Alex dan lelaki itu sepertinya berbagi cerita dan tawa. Alex dengan cepat membuat lelaki itu tertarik hingga lelaki tersebut memegang tangannya. Aku melihat mereka saling bertatap dalam kenyamanan, meskipun mereka berbeda usia, mereka tampak melebur dalam kehangatan dan kemeriahan malam, merasakan kedekatan yang melampaui batasan-batasan tersebut.

Ketika malam berlanjut, aku yang masih duduk di bar dengan red wine, memperhatikan Alex dan lelaki paruh baya itu semakin dekat. Mereka saling bertukar nomor telepon, berpelukan, dan akhirnya lelaki tersebut memeluk tubuh Alex, kemudian mencium bibirnya. Oh my God ! Apa  yang baru saja aku lihat barusan. Aku terkejut dengan tindakan itu, melihat Alex berpelukan dengan penuh kasih dengan lelaki paruh baya itu. Apakah dia ? Ah sudahlah, itu tidaklah terlalu penting bagiku, dan aku pun tak ingin bertanya, aku menghormati privasi Alex. Setiap individu memiliki hak untuk mempertahankan privasi mereka, termasuk dalam hal orientasi seksual mereka. Jika Alex tidak mengungkapkan itu kepadaku, maka menurutku yang terbaik adalah tidak membuat asumsi atau menggali lebih jauh tentang hal tersebut. Hal ini penting untuk menjaga persahabatanku dengannya.

Kemudian aku memalingkang pandanganku ke arah Muharman, dia dengan kepercayaan diri yang memikat, mengajak seorang perempuan menari di tengah lantai dansa. Mereka berdua terlihat menikmati momen itu, tertawa dan berbicara dengan penuh semangat, sementara dunia di sekitar mereka seolah berputar lebih lambat. Muharman sepertinya menemukan koneksi dengan seorang perempuan yang diajaknya di lantai dansa. Pelukan dan percakapan yang mereka bagikan sepertinya telah menciptakan momen intim di tengah gemerlapnya suasana malam.

Saat malam berlanjut, aku merasa semakin melayang di awan kebahagiaan yang semu, terombang-ambing oleh arus minuman beralkohol yang terus mengalir. Namun, di antara sorotan lampu dan dentuman musik, kita bertiga menemukan kesempatan untuk melupakan beban hidup sejenak, menemukan koneksi dengan orang-orang di sekitar kita, dan mengejar kenikmatan dalam momen yang singkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun