Mohon tunggu...
andra nuryadi
andra nuryadi Mohon Tunggu... Konsultan - bekerja 20 tahun lebih di media, memiliki laboratorium kreativitas konten

Creative Addiction; Media Practitioner; Journalist

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Komunikasi Lemah, Literasi Payah, PPATK Digoyah

29 Maret 2023   17:31 Diperbarui: 29 Maret 2023   17:34 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inisiatif PPATK menyampaikan temuan aliran keuangan Kemenkeu rupanya tidak disokong dengan rencana komunikasi kepada publik. Terlihat jelas di saat peraturan perundangan tentang pembocoran informasi dipertanyakan DPR, argumentasi lembaga ini seakan tidak relevan dengan pertanyaan.

Seharusnya ketika terjadi ledakan persoalan atas sebuah informasi, proses mitigasi terhadap persoalan sesegera mungkin dilakukan. Sebaliknya, PPATK seperti diserang pukulan dari berbagai sisi. Dan sama sekali tidak terdengar melakukan counter atas "serangan" bertubi-tubi itu.

Malah Menko Polhukam lebih berinisiatif melakukan penjelasan kepada publik, atas kesadarannya sendiri. Walaupun, publik sudah terlanjur mengenyam stigma, bahwa ada indikasi "penyelewengan" keuangan di Kemenkeu. Seperti apa bentuknya?

Publik terus bertanya dengan membawa persepsi ada "korupsi" di benaknya. PPATK di rapat dengar pendapat DPR malah menyayangkan persepsi publik yang kurang mengasup literasi.

Masalahnya, jika menganalisa proses penyampaikan literasi di berbagai platform yang PPATK miliki, memang sulit ditemui komunikasi tentang literasi terkait laporan keuangan Rp 349 triliun itu.

Jadi publik memang berpikir dengan caranya sendiri. Tanpa ada komunikasi literasi dari PPATK.

Sehingga persepsi tentang istilah "transaksi", "keuangan", dan "janggal" muncul dengan sendirinya. Yang bila dikerucutkan menancaplah di benak publik, yaitu "kejahatan".(*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun