Mohon tunggu...
Andoko Akbar Nugroho
Andoko Akbar Nugroho Mohon Tunggu... Mahasiswa - Simpel

Plesiran adalah cara termudah untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Money

Menggiurkan Bisnis dan Jalanan

3 November 2021   06:34 Diperbarui: 3 November 2021   06:36 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Kita adalah makhluk sosial, maka dari itu sewajarnya seringlah kita berinteraksi dengan berbagai macam orang sekitar, baik dikenal maupun tidak. Sering juga melihat beberapa kejadian atau interaksi yang ditangkap oleh indera, khususnya indera pengeliatan yaitu dari mata. Kejadian demi kejadian sangat umum didapati disaat kita beraktivitas diluar rumah terlebih lagi di jalan.

Apa yang kita lihat di jalan adalah sesuatu yang tak bisa kita hindari. Berbagai fenomena dari tahun ketahun umumnya sering berubah atau bertambah banyak yang mengikuti. Jalanan memang salah satu tempat mata pencaharian bagi segelintir orang agar tetap bertahan hidup di tengah kerasnya kehidupan saat ini.

Sudah berapa banyak kita melihat segelintir orang memanfaatkan jalanan sebagai pusat mata pencahariannya.

Hal baik dan kurang baik pun hampir kita jumpai di jalanan. Mulai dari kelas bawah, menengah, atas, dan bahkan aparatur negara. Tak usah ditutupi lagi, karena bagi kebanyakan orang sudah mengetahuinya hal-hal tersebut. Ada baiknya saya jabarkan satu-persatu dari kesemuanya itu.

A. Kelas bawah :
1. Pak Ogah (Polisi Gope)

Mereka bukanlah seorang aparatur negara, namun mengapa mereka berkeliaran disetiap pertigaan atau perempatan jalan. Mengatur kondisi jalan menjadi pekerjaannya, hal tersebut terkadang membuat kita jengkel sesekali waktu. Terkadang penyebab kemacetan bisa dikatakan merekalah penyebabnya, mengeluarkan uang koin dari pengendaralah yang diutamakan terlebih dahulu. Bagi saya uang adalah mata ganda. Hal tersebut dikaitkan dengan siapa yang memberi uang akan diberi jalan terlebih dahulu.

2. Tukang parkir

Tersebar dimana-mana bahkan hampir disetiap sisi selalu ditemukan tukang parkir. Kita bisa jumpai mereka di taman kota, ruko, tempat pengambilan uang (ATM), supermarket, bahkan di trotoar sekalipun. Bukan berarti mereka sejatinya meresahkan pengemudi motor atau mobil, hanya saja seringlah kita alami kejengkelan atas ulah tukang parkir. Salah satu contohnya ialah saat kita pergi ke suatu tempat dan memakirkan motor tiada seorang tukang parkir namun seketika ia ada, saat kita hendak pergi dari tempat itu.

3. Anak jalanan

Mereka mengambil andil di jalanan dalam mengais rezeki. Terkadang memang meresahkan masyarakat khususnya bagi pengguna jalan. Kebanyakan mereka tergabung dalam satu lingkungan atau komunitas yang sama, itu akan membuat kelompok mereka menjadi terkordinir secara jelas terutama dalam hal pembagian wilayahnya. Semua itu sreing kita lihat bahkan tak jarang merasakan sesuatu hal dari mereka atas penilaian kita sendiri positif atau negatif. Pekerjaannya memang terkadang unik, anak kecil hanya bermodalkan kanebo dan mengelap-elap body kendaraan, remaja bergitar, manusia kemoceng, sekujur tubuh di cat dengan warna silver (silverman), dan masih terlalu banyak kita menemukan hal-hal unik lainnya.

B. Kelas menengah
Kelas ini diartikan siapa saja mempunyai usaha kecil menengah atau biasa kita kenal dengan para pedagang. Mengapa saya bilang begitu, karena tentu ia sudah berani mengeluarkan modal tak terbilang kecil untuk melakukan suatu usahanya. Gerobak adalah satu contoh obyek sebagai wadah dan alat transportasinya. Banyak sekali cara mereka memperdagangkan dagangannya, ada macam cara :

1. Dengan gerobak

Gerobak tentu menopang perekonomian dalam berwirausaha, mereka dapat menaruh segala peralatannya dengan lengkap. Tapi cukup disayangkan para pedagang berjualan dibahu jalan atau di trotoar sehingga mengganggu aktivitas disekitarnya. Para pejalan kaki merasa terganggu, tak jarang para pejalan kaki harus berjalan sedikit memutar untuk bisa berjala. Sekalipun para pejalan kaki sedikit diuntungkan karena ia bisa membeli jajanan tanpa harus repot mencari.

2. Dengan sepedah

Memang unik pedagang dengan mengendarai sepedah, selain hemat energ. Berjualan dengan sepedah umumnya tidak terlalu menawarkan harga mahal, masih dengan harga standar, secangkir kopi kita hanya perlu mengeluarkan uang tiga rupiah saja. Kopi panas diseduh menggunakan gelas plastik. Berjualan dengan sepedah saat ini sudah jarang kita jumpai di kota besar, karena mereka hanya berjualan jenis minuman saja. Teh panas atau dingin, kopi, minuman suplemen, dan berbagai jenis minuman menyegarkan lainnya.

3. Dengan sepedah motor

Lain sepedah lain pula dengan motor, sepedah membutuhkan waktu agak lama untuk menjangkau ke suatu tempat dimana target pembeli ramai. Namun motor mampu menjangkau lebih cepat ke setiap tempat, terlebih lagi jika terjadi razia oleh satpol pp. Tinggal tancap gas saja, tanpa harus membuang waktu lama, meski saja biayanya terbilang lebih mahal karena ia harus mengeluarkan uang bensin agar kendaraannya bisa berjalan dengan normal seperti biasanya.

C. Kelas atas

Cukup disayangkan bagi saya kelas ini mengambil proyek bisnis dengan dalih keamanan dan penataan kota. Terlalu banyak intrik dimainkan oleh para tokoh dan juga biasa kita kenal dengan negarawan, semuanya ikut bermain dalam bisnis jalanan. Rasanya tak perlu saya jelaskan nama perseorangan atau lembaganya, maka dari itu lebih menimbang dalam contoh pelanggarannya saja, antara lain :

1. Pengecoran jalan

Entah siapa memulai terlebih dahulu untuk memainkan jumlah pengurangan atau melebihkan anggaran untuk membenahi infrastruktur jalan. Sering kali jalan selesai pengecoran hanya bertahan beberapa waktu saja lalu rusak kembali dengan waktu singkat saja. Bahkan ada beberapa jalan tak kunjung selesai pada masa pembenahan, sekita saja proyek itu berenti tanpa sebab tanpa kita ketahui penyebabnya.

2. Oknum aparatur negara

Jalanan menjadi pusat pungli oleh sebagian oknum di negara ini, bukan tanpa sebab seorang apratur negara melakukan itu. Karena sebagian besar terutama pengendara sering melakukan pelanggaran, hal seperti itu memicu terjadinya pungli secara bebas oleh oknum aparatur negara. Lebih suka menyelesaikan permasalahan ditempat kejadian, dengan memberi sejumlah uang. Walau sudah berkurang hal-hal seperti itu, tak dipungkiri masih ada beberapa kasus seperti itu.

Ada baiknya kita sebagai warga negara indonesia saling menghormati tanpa merusak tatanan hukum yang sudah berlaku saat ini. Toleransi menjadi kunci utama terutama di jalanan, terciptanya lingkungan harmonis nan tentram pasti sangat disukai oleh setiap orang. Boleh mencari nafkah di jalanan namun tetap pada prosedur yang sudah ada, tidak nengurangi keindahan kota.

Sebagai wakil rakyat pun tentu sebagai salah satu tolak ukur sejauh mana contoh masyarakat mengikuti. Tak perlu saling menyalahkan setiap profesi, mulailah tanamkan pada diri sendiri agar tidak mengganggu setiap kegiatan orang lain. Peraturan bukan dogma melainkan perubahan sikap untuk menjalin kehidupan lebih lagi dari sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun