1. Dengan gerobak
Gerobak tentu menopang perekonomian dalam berwirausaha, mereka dapat menaruh segala peralatannya dengan lengkap. Tapi cukup disayangkan para pedagang berjualan dibahu jalan atau di trotoar sehingga mengganggu aktivitas disekitarnya. Para pejalan kaki merasa terganggu, tak jarang para pejalan kaki harus berjalan sedikit memutar untuk bisa berjala. Sekalipun para pejalan kaki sedikit diuntungkan karena ia bisa membeli jajanan tanpa harus repot mencari.
2. Dengan sepedah
Memang unik pedagang dengan mengendarai sepedah, selain hemat energ. Berjualan dengan sepedah umumnya tidak terlalu menawarkan harga mahal, masih dengan harga standar, secangkir kopi kita hanya perlu mengeluarkan uang tiga rupiah saja. Kopi panas diseduh menggunakan gelas plastik. Berjualan dengan sepedah saat ini sudah jarang kita jumpai di kota besar, karena mereka hanya berjualan jenis minuman saja. Teh panas atau dingin, kopi, minuman suplemen, dan berbagai jenis minuman menyegarkan lainnya.
3. Dengan sepedah motor
Lain sepedah lain pula dengan motor, sepedah membutuhkan waktu agak lama untuk menjangkau ke suatu tempat dimana target pembeli ramai. Namun motor mampu menjangkau lebih cepat ke setiap tempat, terlebih lagi jika terjadi razia oleh satpol pp. Tinggal tancap gas saja, tanpa harus membuang waktu lama, meski saja biayanya terbilang lebih mahal karena ia harus mengeluarkan uang bensin agar kendaraannya bisa berjalan dengan normal seperti biasanya.
C. Kelas atas
Cukup disayangkan bagi saya kelas ini mengambil proyek bisnis dengan dalih keamanan dan penataan kota. Terlalu banyak intrik dimainkan oleh para tokoh dan juga biasa kita kenal dengan negarawan, semuanya ikut bermain dalam bisnis jalanan. Rasanya tak perlu saya jelaskan nama perseorangan atau lembaganya, maka dari itu lebih menimbang dalam contoh pelanggarannya saja, antara lain :
1. Pengecoran jalan
Entah siapa memulai terlebih dahulu untuk memainkan jumlah pengurangan atau melebihkan anggaran untuk membenahi infrastruktur jalan. Sering kali jalan selesai pengecoran hanya bertahan beberapa waktu saja lalu rusak kembali dengan waktu singkat saja. Bahkan ada beberapa jalan tak kunjung selesai pada masa pembenahan, sekita saja proyek itu berenti tanpa sebab tanpa kita ketahui penyebabnya.
2. Oknum aparatur negara