Tak ada yang bisa dirasa pria tua selain “teduh” menyegarkan, seperti seorang musafir di tengah padang pasir yang menemukan sepotong pelepah kurma, dan menjadikan pelepah itu peneduh diri.
“Dia, kan, pakai celana pendek juga!” celetuk seseorang dengan rona bibir yang mengklarifikasikan jika diri adalah yang tercantik. “Menjijikkan!”
Gadis muda yang tadi memalingkan wajah, kembali mengumbar senyum. “Ibu… punya orang tua, gak?”
Wajah perempuan itu tak ubahnya udang di dalam penggorengan, terlebih, sejumlah kepala mengarah kepadanya.
“Untuk Bapak-bapak dan Ibu-ibu, diharap untuk tenang,” imbauan suara seseorang lewat interkom tersebut menghentikan dengungan yang nyaris saja berubah menjadi ledakan.
-----o0o-----
TULISAN INI PERTAMA KALI DIPUBLIKASIKAN DI KOMPASIANA, COPASING DIIZINKAN DENGAN MENYERTAKAN URL LENGKAP POSTINGAN DI ATAS, ATAU DENGAN TIDAK MENGUBAH/MENGEDIT AMARAN INI.
Ando Ajo,Depok 05 Mei 2016.
Terima Kasih Admin Kompasiana^^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H